Ini Alasan Ada Perokok Berat Tidak Terjangkit Kanker Paru

14 Oktober 2020 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perokok di Jakarta. Foto: Reuters/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Perokok di Jakarta. Foto: Reuters/Beawiharta
ADVERTISEMENT
Kebiasaan merokok menjadi salah satu faktor pemicu munculnya kanker paru pada seseorang. Namun, kita masih sering menjumpai seorang perokok berat dalam jangka waktu lama yang tidak memiliki penyakit kronik tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari kita pasti pernah melihat seorang kakek atau nenek di lingkungan sekitar yang merupakan perokok sejak masa mudanya, namun masih dalam kondisi bugar dan tidak terjangkit kanker paru. Atau mungkin orang tersebut adalah kakek dan nenek kamu sendiri.
Mengapa ada manusia tertentu yang tetap sehat dan tak terjangkit kanker paru meski sudah bertahun-tahun merokok?
Ternyata, sains memiliki penjelasan ihwal kondisi para kakek dan nenek yang tetap sehat meski punya kebiasaan merokok. Dokter spesialis patologi anatomi di National Cancer Center Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Evlina Suzanna, SpPA(K), memberi penjelasannya.
“Jadi, orang-orang bisa berisiko terkena (kanker paru, atau) bisa juga tidak,” ujar dr. Evlina. “Genotipe seseorang berbeda-beda. Ada istilah kerentanan genetik. Misal, kasus Angelina Jolie. Kalau kita lihat, dia punya kerentanan genetik kanker payudara.”
dr. Evlina Suzanna, dokter spesialis patologi anatomi di RS Kanker Dharmais. Foto: Sayid Mulki/kumparan
Menurut dr. Evlina, sampai hari ini belum ada teknologi yang dapat menjawab pertanyaan mengapa kakek atau nenek tersebut tidak terkena kanker paru meski punya kebiasaan merokok. Namun ia menegaskan, semua orang memiliki risiko terkena kanker dalam bentuk apa pun.
ADVERTISEMENT
“Jadi, rokok itu tidak saja (memicu) kanker paru, tetapi bisa juga menjadi kanker payudara, bisa juga kanker mulut rahim, tergantung rentannya di tubuh seseorang itu apa,” ungkapnya.
dr. Evlina juga menjelaskan, bahwa gen bukan satu-satunya faktor pemicu kanker pada manusia. Kebiasaan atau gaya hidup yang buruk, termasuk merokok, juga memiliki perannya dalam menyebabkan seseorang terserang kanker.
“(Faktor pemicu kanker) yang lainnya itu adalah mutasi (genetik) akibat gaya hidup,” katanya. “Jadi, tergantung nanti gen di dalam badannya mana yang lemah terjadap risiko tertentu.”
Ilustrasi rontgen paru-paru. Foto: Shutterstock.
Seorang dokter spesialis paru dari RSPAD Gatot Soebroto, dr. Alex Ginting S, SpP(K), kemudian memaparkan data untuk mendukung pernyataan dr. Evlina. Menurut dr. Alex, sekitar 7 sampai 8 pasien kanker paru stadium 3 dan 4, memiliki kebiasaan merokok.
ADVERTISEMENT
“Jadi, artinya ada hubungan korelasi antara rokok sebagai faktor risiko,” ujar dr. Alex
dr. Alex menyampaikan, bahwa seorang perokok aktif memiliki tingkat risiko terserang kanker 13,6 kali lipat lebih besar disbanding seseorang yang tidak merokok. Tidak hanya itu, seorang perokok pasif juga memiliki risiko yang 4 kali lipat lebih besar dibandingkan mereka yang tidak berhubungan sama sekali dengan rokok.
(EDR)