Ini Alasan Kenapa Cacing Penis Layak Dicintai dan Dilestarikan

23 Agustus 2021 8:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Ikan Penis' atau Cacing Laut Terdampar di Pantai California Foto: Instagram: By Nature Magazine
zoom-in-whitePerbesar
'Ikan Penis' atau Cacing Laut Terdampar di Pantai California Foto: Instagram: By Nature Magazine
ADVERTISEMENT
Lautan Australia adalah rumah bagi keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Namun tidak semua makhluk di sana menampilkan keindahan dan digunakan untuk daya tarik pariwisata. Salah satunya adalah Echiuran atau cacing penis.
ADVERTISEMENT
Meski wujudnya tak seindah hewan laut lainnya, namun mereka layak dicintai dan dilestarikan karena bisa menjadi kunci ekosistem di sana. Echiuran sendiri masuk dalam kelompok cacing Annelida. Ada ketidakpastian jumlah pasti spesies cacing ini, namun diperkirakan ada sekitar 236 spesies yang tersebar di seluruh dunia.
Spesies Echiuran terbesar punya ukuran panjang mencapai 2 meter. Mereka punya batang berotot berbentuk sosis dan belalai panjang. Batangnya bisa bergerak dengan gelombang seperti kontraksi. Dijuluki cacing penis karena bentuk dari makhluk ini menyerupai alat kelamin manusia.
Sebagian besar Echiuran hidup di pasir laut dan lumpur di dalam liang berbentuk U, kendati beberapa spesies hidup di antara bebatuan atau karang. Mereka hidup hingga kedalaman 6.000 meter, tersebar luas dari laut hingga pesisir pantai di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Uniknya, sebagian besar larva cacing penis tidak terdiferensiasi secara seksual dan jenis kelaminnya akan menyesuaikan dengan apa yang ada di sekitarnya. Larva bermetamorfosis menjadi jantan ketika di sekitarnya terdapat betina, dan akan menjadi betina jika tidak ada betina lain yang hadir di lingkungannya.

Lantas kenapa mereka sangat penting?

Dijelaskan oleh Daryl McPhee, Associate Professor of Environmental Science di Bond University dalam The Conversation, echiuran sangat penting untuk ekologi laut. Mereka dikenal sebagai insinyur ekosistem, organisme yang secara langsung maupun tidak langsung mengontrol ketersediaan sumber daya seperti makanan dan tempat tinggal bagi spesies lain.
Mereka melakukannya dengan cara mengubah karakteristik fisik habitat. Misalnya, membuat dan menjaga lubang yang menguntungkan spesies lain. Cacing penis dengan krustasea juga memiliki hubungan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan satu sama lain, ketika mereka hidup di lubang yang sama.
ADVERTISEMENT
Mereka juga bermanfaat bagi manusia. Kebiasaan menggali dan makan cacing penis mampu mendaur ulang sedimen laut. Di lepas pantai California, misalnya, para ilmuwan mencatat bagaimana aktivitas cacing penis dapat mengurangi dampak air limbah di dasar laut.
Gaebul, ikan penis khas Korea Foto: Shutter Stock
Selain itu, cacing penis adalah bagian penting dari makanan laut, termasuk hiu laut dalam seperti houndshark dan spesies Alaska Plaice. Beberapa mamalia juga diketahui memakan cacing penis, termasuk walrus Pasifik di laut Bering dan berang-berang laut selatan. Di Queensland hewan ini menjadi santapan burung curlew timur yang terancam punah.
Bahkan, sebagian orang di Asia Timur dan Tenggara menjadikan cacing penis sebagai olahan makanan, atau disantap mentah-mentah. Ada juga yang menjadikan Echiuran sebagai produk fermentasi yang disebut gaebul-jeot. Cacing penis disebut memiliki rasa asin dengan sedikit manis.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, populasi cacing penis yang disebut sebagai insinyur ekosistem terancam dengan aktivitas seismik bawah laut dari eksplorasi minyak dan gas. Terlebih, keberadaan mereka tidak terlalu diperhatikan dan dianggap tidak penting.
“Kita tidak bisa begitu saja menganggap hewan tidak memainkan peran penting dalam ekosistem karena tidak memiliki karisma,” kata McPhee sebagaimana dikutip Science Alert.