Ini Dia Kamera Terbesar di Dunia, 3.200 Megapixel

Ilmuwan dari SLAC National Accelerator Laboratory sedang membangun kamera raksasa seukuran mobil dengan resolusi 3.200 megapixel. Kamera ini nantinya akan dipasang di observaorium Vera Rubin, Chile untuk memfoto langit malam selama 10 tahun, mulai tahun 2024 nanti.
Kamera luar angkasa ini diberi nama The Legacy Survey of Space and Time (LSST). Punya lensa berdiameter 1,65 meter dan panjang 3 meter, dan berat 2.800 ton. Ada cermin primer 8,6 meter yang mendukung observasi, dan beberapa filter spektrum.
LSST memiliki keunggulan dapat menjepret seluruh langit dengan resolusi tinggi, waktu yang singkat, dan filter yang berganti dengan cepat. Dengan resolusi 3.200 mega pixel, LSST akan mengumpulkan 15 terabit data per malamnya.

LSST akan menangkap cahaya di spektrum near ultraviolet hingga near infrared (panjang gelombang (0.3-1 μm).
Ilmuwan akan mengetes teleskop ini dalam beberapa bulan ke depan. Mei 2023 nanti LSST akan di bawa dengan Boeing 747 ke Santiago, Chile. Kemudian akan dibawa dengan kereta api sampai ke lokasi observatorium, pegunungan Cerro Pachon.

Misi berburu dark matter
Misi saintifiknya adalah mengukur pergerakan langit untuk mengetahui fisika dari objek misterius dark matter (materi gelap).
Dark matter adalah materi yang tidak menghasilkan cahaya dan tidak berinteraksi dengan cahaya. Keberadaannya diketahui karena ada massa di galaksi yang mempengaruhi gerak rotasi bintang.
Ada juga energi gelap (dark energi), yang secara gelap memberi dorongan terhadap galaksi-galaksi untuk semakin menjauh satu sama lain.
"(Ini) akan memungkinkan kita untuk melihat hal-hal pada rentang waktu yang belum pernah diakses sebelumnya," kata Risa Wechsler, seorang profesor Fisika di Stanford University.
"Ini memungkinkan kita untuk mengajukan pertanyaan yang sangat besar. Terbuat dari apa alam semesta? Apa sifat materi gelap dan energi gelap?"

Dengan memetakan pergerakan miliaran bintang dan galaksi di langit malam selama satu dekade, ilmuwan akan mendapatkan angka detail dinamika gerakan objek masif alam semesta. Dengan menghitung massa objek dan gerakan yang dibuat, ilmuwan bisa mengukur dengan presisi pengaruh dari materi gelap dan energi gelap.
Nama observatorium tersebut sendiri diambil dari astronom pionir penelitian dark matter, Vera Rubin.