news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ini Tanggal Lebaran Tahun 2020 Hasil Hisab Planetarium Jakarta

15 Mei 2020 19:43 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustari melihat hilal. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Ilustari melihat hilal. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil hisab yang dilakukan Planetarium dan Observatorium Jakarta, 1 Syawal 1441 Hijriah diprediksi akan jatuh pada 24 Mei 2020. Hal itu disampaikan oleh Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo.
ADVERTISEMENT
Eko menjelaskan, tanggal hisab 29 Ramadhan 1441 H akan bertepatan 22 Mei 2020, sehingga pada tanggal tersebut biasanya disebut dengan hari hisab, rukyat, dan ijtimak. Pada tanggal itu pula Kementerian Agama akan melakukan sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 1441 H.
Berdasarkan hasil perhitungan astronomis Planetarium dengan titik pengamatan di Pantai Ancol Jakarta, pada 22 Mei 2020 atau 29 Ramadhan 1441 H, Bulan akan terbenam lebih dahulu sekitar pukul 17.31 WIB, dari Matahari terbenam pada pukul 17.44 WIB.
Sistem empheris hisab rukyat. Foto: Planetarium dan Observatorium Jakarta
Maka dapat disimpulkan dari semua metode penentuan awal bulan qomariyah untuk menentukan 1 Syawal 1441 H, termasuk menggunakan metode Hisab dan Prediksi Rukyat.
Hasilnya, tidak dimungkinkan kemunculan hilal setelah Matahari terbenam pada hari rukyat, Jumat 22 Mei 2020 atau 29 Ramadhan 1441 H. Diprediksi umur Ramadhan 1441 H akan diistikmalkan atau digenapkan menjadi 30 hari, sehingga 1 Syawal 1441 H atau Idul Fitri akan jatuh bertepatan dengan hari Minggu, 24 Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Sesuai Fatwa MUI No 2 tahun 2004, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyat dan hisab oleh Pemerintah RI, yakni Menteri Agama dan berlaku secara nasional.
Peta ketinggial hilal saat Matahari terbenam di wilayah Indonesia menjelang bulan Syawal 1441 H. Foto: Planetarium dan Observatorium Jakarta
“Oleh karena itu kepastian resminya kita tetap menunggu pengumuman Menteri Agama hasil sidang isbat awal Syawal 1441 H, hari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ba’da maghrib,” ujar Eko kepada kumparanSAINS, Jumat (15/5).
Hisab sendiri dapat diartikan sebagai perhitungan atau perkiraan berbasis teori menggunakan data astronomi posisi hilal untuk menentukan awal bulan Hijriah. Sementara rukyat adalah perihal penglihatan atau pengamatan yang dalam astronomi biasa disebut observasi.
Hilal adalah bulan sabit tipis usia muda menjelang awal bulan Hijriyah. Observasi hilal menjelang awal bulan Hijriyah disebut rukyat. Rukyat dapat juga dianggap sebagai pembuktian hasil hisab. Penggunaan data hisab awal bulan Hijriyah dipakai sepanjang tahun dalam wujud Taqwim Standar Indonesia.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.