Ini yang Dialami Tubuh saat Serangan Jantung, Penyebab Didi Kempot Meninggal

5 Mei 2020 11:41 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Isak tangis keluarga melihat jenazah Didi Kempot di rumah sakit. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Isak tangis keluarga melihat jenazah Didi Kempot di rumah sakit. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Penyanyi Didi Prasetyo atau yang lebih populer dengan nama panggung Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5) pagi, pukul 07.30 WIB. Pelantun ‘Pamer Bojo’ itu mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Didi Kempot meninggal karena serangan jantung. Hal ini disampaikan pengamat musik Bens Leo. "Iya, meninggal dunia tadi pagi di Solo. Penyebabnya sih katanya serangan jantung," ungkap Bens Leo saat dihubungi kumparan, Selasa (5/5) pagi.
Pelantun tembang berbahasa Jawa itu meninggal di usia 53 tahun, saat dirinya sedang berada di puncak karier.
Penyanyi Campur Sari Didi Kempot. Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Dokter Jantung dari Siloam Hospitals dr. Maizul Anwar Sp.BTKV(K) menuturkan, faktor usia di atas 40 tahun ke atas bisa menjadi salah satu pemicu seseorang menderita penyakit jantung koroner.
Ia bilang, gejala angina pektoris atau serangan jantung seperti nyeri dada di sebelah kiri yang timbul secara tiba-tiba patut diwaspadai oleh siapa pun, terutama yang memiliki riwayat penyakit jantung koroner.
ADVERTISEMENT
“Bila istirahat, nyerinya akan hilang dan kondisi tubuh akan seperti biasa lagi. Kalau serangan ini tidak dikenali, maka bisa berakibat fatal pada seseorang penderita,” ujarnya saat dihubungi kumparanSAINS, Selasa (5/5).
dr. Maizul juga membenarkan serangan jantung bisa dipicu karena faktor kelelahan. Ia menduga, sebagai seorang seniman yang aktivitasnya padat, kemungkinan tak ada yang percaya apabila Didi Kempot terkena gejala serangan penyakit jantung koroner. Hal itu bisa menjadi alasan dirinya tidak segera mencari pengobatan dan masih terus beraktivitas dengan normal. Padahal menurut dr. Maizul, jika gejala serangan jantung diabaikan, maka bisa berakibat fatal.
Ilustrasi kesehatan jantung Foto: dok.shutterstock
Lebih jauh dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Sentra Medika dr. Ade Meidian Ambari, Sp.JP, FIHA menjelaskan, serangan jantung terjadi karena penyumbatan total pembuluh darah koroner, yakni pembuluh darah yang menghidupi organ jantung.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, otot jantung tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen sehingga terjadilah kematian otot jantung (infark).
Serangan jantung, seperti dijelaskan dr. Ade, membuat seseorang mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, gangguan irama jantung hingga henti jantung (kematian).
“Otot jantung yang bekerja lebih berat membutuhkan darah yang berisi nutrisi dan oksigen lebih banyak tapi tidak terpenuhi karena penyempitan yang terjadi. Jika terjadi serangan jantung yang berat bisa terjadi sumbatan total arteri koroner dan menyebabkan kematian,” paparnya kepada kumparanSAINS.
Serangan jantung yang biasanya dipicu karena ada riwayat penyakit jantung koroner, imbuh dia, bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti kebiasaan merokok, penderita memiliki riwayat penyakit hipertensi, kolestrol tinggi, diabetes melitus serta faktor keturunan.
Ilustrasi terkena serangan jantung. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT

Cara mencegah serangan jantung

Menurut dr. Ade, ada beberapa langkah pencegahan untuk menghindari risiko terkena serangan jantung, misalnya, dengan berhenti merokok dan menjaga tekanan darah di kisaran <130/80 mmHg. Kemudian modifikasi gaya hidup, yakni mengurangi konsumsi garam dan olahraga teratur.
Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi obat antihipertensi secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.
“Untuk kolestrol, kurangi makan makanan yang berkolesterol tinggi dan berolah raga. Minum obat Statin yang di anjurkan dokter. Untuk Diabetes Militus sama. Atur makanan. Kurangi karbohidrat dan olahraga teratur. Kontrol gula darah target HbA1c < 7%. Minum obat anti diabetes yang dianjurkan dokter. Cukup istirahat, hindari stress dan untuk mereka yang usianya lebih dari 40 tahunn medical check up,” terangnya.
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.