Konten spesial Sehatpedia- Kak Seto

Jalan Ninja Kak Seto Hidup Sehat: Jangan Jadi Kaum Rebahan

8 Februari 2022 8:30 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rutinitas harian Kak Seto dimulai dari jam 5 pagi. Usai salat subuh, dia lanjut olahraga. Pemanasan, lalu joging di sekitar taman rumah, push-up 70 sampai 80 kali, dan lompat-lompat 50 kali. Bergerak, adalah salah satu jalan ninja Kak Seto untuk hidup sehat.
Ketika menyambut tim kumparan di rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kak Seto memang tidak bisa diam. Pemilik nama asli Seto Mulyadi ini, bergerak terus. Saat pindah lokasi syuting dari satu tempat ke tempat yang lain di sekitar rumahnya, Kak Seto terlihat berlari kecil, atau melompat kecil, sambil mengangkat tangan, lalu teriak; horeeeee.
Umurnya boleh kepala 7, tapi dia sangat berusaha untuk punya mindset seorang muda.
“Kalau tempatnya agak luas saya koprol, salto, segala macam. Kalau ada tanah yang lebih lapang, paling joging. Itu yang paling-paling bisa membuat keringat keluar tapi juga bisa udara yang segar bisa dihirup sepuas-puasnya. Di situ saya merasa menjadi sangat lebih sehat.”
Kak Seto setuju untuk menyebut aksi bergeraknya ini sebagai "petakilan.”
Suatu waktu pernah Kak Seto mempublikasi olahraga lompat-lompatnya di media sosial. Ini bukan lompat biasa. Di sini Kak Seto terlihat memanjat tembok rumahnya, naik ke tepi atap rumah, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan berhati-hati.
Netizen menyebutnya sedang melakukan parkour. Mereka kaget dengan aksi tersebut. Banyak yang menduga adegan itu bukan dilakukan oleh Kak Seto, tetapi pada kenyataannya, itu sungguh Kak Seto.
Kak Seto yang selalu petakilan. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Hal ini dibenarkan oleh Sasha Seto, putri ketiga Kak Seto, yang selama ini membantu melakukan manajemen konten Kak Seto di akun Instagram @KakSetoSahabatAnak dan media sosial lain. Dia mengakui, ayahnya memang petakilan kalau di rumah bak Jackie Chan, dan itu adalah olahraga yang rutin dilakukan Kak Seto.
"Jadi kalau di luar, memang Ayah itu jaim banget. Cuma kalau di rumah itu bisa-bisanya tiba-tiba naik ke atas pagar, terus naik ke atas genteng, segala macam. Itu sudah dari dulu, dari kita kecil," jelas Sasha.
Gaya hidup petakilan inilah yang dianggap Kak Seto sebagai modal sehat dan awet mudanya. Sejak kecil dia mengaku sudah petakilan. Di umur 4 tahun sudah panjat pohon dan genting, sampai kepalanya bocor, dan meninggalkan bekas luka di jidat. Karena alasan inilah Kak Seto memilih tampilan rambut berponi guna menutupi bekas luka itu. Kak Seto kecil juga sering naik sepeda dengan lepas tangan.
Semua aksi petakilan itu masih dia lakukan sampai sekarang sebagai cara menguji kepercayaan diri, kekuatan, dan kemandirian. "Memang tidak untuk ditiru. Setiap orang punya cara sendiri untuk mempertahankan rasa percaya diri dan menguji kekuatannya," tutur Kak Seto.
Aktivitas fisik yang rutin dilakukan akan membuat seseorang berumur panjang, menurut riset yang diterbitkan di jurnal BMJ pada Agustus 2019. Riset itu menjelaskan bahwa kelompok responden yang melakukan sedikit aktivitas fisik cenderung memiliki tingkat mortalitas atau meninggal dunia yang lebih cepat dibandingkan mereka yang lebih sering beraktivitas fisik.
Istilah “aktivitas” yang digunakan di studi ini tidak mengacu kepada olahraga, melainkan sebatas gerakan melawan diam.
Kak Seto berolahraga di taman rumahnya. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Penelitian yang melibatkan 36 ribu responden ini, juga mengukur tingkat mortalitas seseorang yang sering lama duduk. Orang yang duduk atau diam (sedentary) selama 12 jam lebih beresiko 3 kali lipat tutup usia di waktu yang ditentukan, dibanding yang duduk hanya 7.5 jam.
“Tingkat aktivitas fisik total yang lebih tinggi pada intensitas apa pun dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk duduk, berkaitan dengan penurunan risiko kematian dini secara substansial, dengan bukti pola respons dosis non-linear pada orang dewasa paruh baya dan lebih tua.” Begitu bunyi kesimpulan dari riset yang ditulis oleh Ulf Ekelund, seorang profesor di Norwegian School of Sport Sciences, sekaligus peneliti penyakit penuaan di Norwegian Institute of Public Health, di Oslo.
Penelitian ini menggabungkan data dari delapan studi dari AS, Inggris, dan Skandinavia yang melibatkan 36 ribu peserta.

Pola makan vegan

Selain aktif bergerak, hidup sehat yang saat ini dinikmati Kak Seto tidak lepas dari makanan yang dia konsumsi. Tim kumparan melihat sendiri bagaimana Kak Seto melahap 4 gelas jus murni buah-buahan dan sayuran saat sarapan. Jus buah yang dikonsumsi beragam. Ada alpukat, jeruk, kadang tomat, pepaya, sampai melon.
Siang hari dia konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein nabati, dan sayur-sayuran. Makanan serupa juga dilahap pada malam hari, tetapi porsinya lebih sedikit.
Kak Seto menjadi vegan sejak tahun 2011. Banyak dampak positif yang dirasakan dari gaya hidup ini. Dia merasa lebih mudah tidur, tidak mudah emosian, lebih mudah berpikir jernih, dan lebih kreatif.
Kak Seto minum jus murni buah dan sayuran saat sarapan. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Menurut dokter spesialis kesehatan olahraga, dr. Michael Triangto, seseorang yang menjalankan pola makan atau diet tertentu, memang selayaknya melakukan evaluasi untuk mengukur hasil setelah dia menerapkan pola tertentu. Apa yang diraih Kak Seto dengan pola makan vegan itu adalah sebuah pencapaian yang sangat baik, tetapi belum tentu bisa diterapkan ke orang lain.
Michael mencatat, banyak juga orang non-vegan di luar sana yang sehat dan panjang umur, dan ada pula seorang vegan yang mengidap suatu penyakit.
Hasil dari menjalankan pola tertentu itu harus diukur dengan parameter kesehatan, misalnya dengan konsultasi dokter dan melakukan cek medis laboratorium, bukan hanya berasal dari “perasaan.”
Michael menambahkan, profesi Kak Seto sebagai seorang psikolog senior, sangat menguntungkan dirinya dalam mengelola kesehatan mental yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan fisik.
Seto Mulyadi, atau biasa disapa Kak Seto, menerapkan pola hidup sehat dalam rutinitas hariannya agar fisik dan mentalnya tetap prima. Foto: kumparan
Benar saja. Kak Seto memang jagoan dalam mengelola kesehatan mentalnya. Dia sebisa mungkin meluapkan amarah dan stresnya dengan menyanyi lagu bernada tinggi. Misal, lagu Butet dari Tapanuli, atau lagu sariosa O Sole Mio. Nyanyi dengan lantang menurutnya bisa mengobati emosi agar tidak bentak-bentak dan tidak berkata kasar saat marah.
Kak Seto juga berusaha hidup seimbang antara bekerja, berkreativitas, dan istirahat. Usai sarapan dan mandi, dia menyempatkan diri melakukan aktivitas kreatif seperti baca koran atau buku, menulis artikel atau puisi atau lagu atau buku.
Aktivitas bekerja dimulai sejak jam 9 atau jam 10 pagi. Dia sering jadi pembicara di acara seminar online maupun offline. Mengurus bisnis, rapat dengan instansi swasta maupun pemerintahan, atau kadang syuting untuk konten media sosial. Kak Seto juga tidak bekerja di malam hari. Semua aktivitas kerja dihentikan jam 17.
Hidupnya dilanjutkan untuk ibadah dan family time. Di sini dia banyak gerak lagi lantaran bisa main dengan cucu. Lari ke sana ke mari, sampai tidur-tiduran. Kak Seto juga ogah begadang. Tidur paling telat jam 22.00. Begitulah rutinitas Kak Seto yang penuh dengan bergerak. Ini dilakukan sejak muda sebagai upaya untuk berolahraga sepanjang hari.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten