news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jamur Ini Dirancang untuk Hasilkan Racun Guna Bunuh Nyamuk Malaria

4 Juni 2019 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyamuk Anopheles penyebar malaria. Foto: Jim Gathany/CDC via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk Anopheles penyebar malaria. Foto: Jim Gathany/CDC via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Untuk menyetop penyebaran malaria, penyakit yang menewaskan lebih dari 400.000 orang dalam setahun, kita perlu membunuh nyamuk-nyamuk Anopheles yang membawa parasit Plasmodium penyebab penyakit tersebut. Untuk membunuh nyamuk-nyamuk tersebut, sekelompok peneliti University of Maryland di Amerika Serikat mencoba memodifikasi secara genetik sebuah jamur agar bisa memproduksi racun laba-laba yang dapat membunuh nyamuk dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah percobaan di luar laboratorium, jamur hasil rekayasa genetika ini terbukti bisa mengurangi populasi nyamuk lebih dari 99 persen, sebagaimana diberitakan NPR.
Menurut hasil riset yang telah dipublikasikan di jurnal Science pada 31 Mei 2019 ini, jamur hasil rekayasa genetika ini mampu membunuh nyamuk-nyamuk Anopheles di alam liar, tetapi itu tidak terlalu cepat. Itu artinya nyamuk-nyamuk itu mungkin masih punya waktu untuk menginfeksi seseorang dengan malaria sebelum menemui ajal akibat racun jamur.
Dalam riset ini tim peneliti merekayasa jamur bernama ilmiah Metarhizium pingshaense agar menghasilkan racun seperti yang dihasilkan laba-laba bernama latin Hadronyche versuta. Laba-laba funnel-web ini biasa hidup di kawasan Blue Mountains Australia.
Ilustrasi nyamuk. Foto: Pixabay
Setelah itu, tim kemudian menguji keampuhan racun jamur ini di "MosquitoSpher”, sebuah area di Afrika Barat yang dirancang untuk meniru sebuah desa dengan kondisi yang cocok untuk menjadi habitat nyamuk-nyamuk Anopheles.
ADVERTISEMENT
"Cukup menggunakan jamur transgenik ke selembar seprai yang kami gantung di dinding di area studi kami, bisa menyebabkan populasi nyamuk hancur dalam 45 hari," kata Brian Lovett, salah satu peneliti dari riset ini, dalam pernyataan resminya sebagaimana dilansir Futurism.
"Dan (jamur) ini sama efektifnya dalam membunuh nyamuk yang tahan insektisida seperti membunuh nyamuk yang tidak tahan insektisida," imbuhnya lagi.
Ini adalah pertama kalinya ada orang yang menguji metode transgenik untuk memerangi malaria di luar laboratorium, menurut pernyataan para periset. Akan tetapi, meski hasil percobaan menunjukkan bahwa jamur ini mungkin efektif untuk mengurangi penyakit malaria, beberapa pihak lain khawatir jamur hasil rekayasa genetika yang dilepas ke alam liar ini dapat menyebabkan masalah tidak terduga pada lingkungan dan makhluk hidup lain, terutama manusia.
ADVERTISEMENT