Jerapah Cebol Ditemukan, Begini Penampakan Lucunya

6 Januari 2021 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jerapah Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jerapah Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak semua jerapah punya tubuh yang normal. Beberapa di antaranya ternyata punya ukuran yang lebih cebol dari jerapah yang lain.
ADVERTISEMENT
Keberadaan hewan yang relatif kerdil ini pertama kali disadari para peneliti ketika melakukan survei fotografi terhadap populasi jerapah di Taman Nasional Air Terjun Murchison, Uganda, pada 2015 lalu.
Ketika itu, salah satu jerapah liar berjenis Nubia (Giraffa camelopardalis camelopardalis) terlihat sedikit berbeda dari teman-temannya. Ia punya kaki yang lebih pendek meskipun memiliki ukuran tubuh di bawah dewasa.
Selain jerapah di Uganda, peneliti juga menemukan jerapah cebol lain di sebuah peternakan swasta di Namibia. Jerapah tersebut, yang berjenis Angola (Giraffa giraffa angolensis), juga tampak berbeda dari kawanannya.
Tertarik dengan keunikan jerapah-jerapah ini, para peneliti kemudian menyelidiki lebih lanjut bagaimana bisa ia lebih pendek dari kawanannya. Dalam laporan di jurnal BMC Research Notes yang dipublikasi 30 Desember 2020, para peneliti yakin jerapah tersebut punya gangguan mirip displasia kerangka tulang.
ADVERTISEMENT
Displasia kerangka tulang sendiri merupakan istilah umum untuk kondisi yang memengaruhi panjang tungkai tulang seperti dalam kasus dwarfisme. Peneliti bilang, gangguan ini kemungkinan mempengaruhi tumbuh kembang jerapah di Uganda dan Namibia dibanding teman-temannya yang sepantaran.
Jerapah ini menunjukkan radius dan tulang metakarpal yang sangat pendek dibandingkan dengan jerapah lain yang berusia sama. Kedua jerapah bertahan setidaknya hingga tahap kehidupan sub-dewasa, kata tim peneliti dalam laporan mereka.

Apa bedanya jerapah cebol dengan yang normal?

Mengukur tinggi jerapah bukan perkara yang mudah. Bukan hanya karena repot mengukur tingginya yang bisa mencapai 4,5 hingga 6 meter. Lebih dari itu, jika peneliti sembrono mengganggu mereka, hal tersebut dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi perilaku ataupun kelangsungan hidup jerapah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, para peneliti mengembangkan metode pengukuran yang disebut fotogrametri. Metode ini pada dasarnya mengukur jarak bidang yang hendak dihitung menggunakan pengintai laser. Para peneliti bilang, metode ini telah disetujui oleh Institutional Animal Care and Use Committee (IACUC) sebagai cara pengukuran yang tidak mengganggu jerapah.
Dengan mengukur jarak antara piksel digital di foto dan membandingkannya dengan ukuran sebenarnya dari fitur fokus, para peneliti dapat memberikan pengukuran yang akurat dari foto hewan yang besar, termasuk jerapah.
Peneliti sendiri tak menjelaskan berapa panjang total masing-masing jerapah cebol ini. Dalam analisis mereka, peneliti cuma membandingkan bagian-bagian tubuh jerapah cebol yang mereka teliti dengan jerapah yang normal.
Ketika dihitung, jerapah cebol ternyata memang berbeda secara signifikan dari rata-rata tinggi badan setiap populasi jerapah.
Salah satu foto jerapah yang ikut Comedy Wildlife Photography Award. Foto: Comedy Wildlife Photography Award
Jerapah di Uganda diteliti pada 2017. Saat itu, umurnya 15 bulan. Adapun jerapah di Namibia diteliti pada 2018 dan 2020. Menurut keterangan pemilik peternakan, ia lahir pada 2014 lalu.
ADVERTISEMENT
Para peneliti kemudian mengkategorikan mereka sebagai jerapah sub-dewasa dan membandingkan bagian tubuh jerapah-jerapah ini dengan jerapah normal di kategori usianya.
Berdasarkan data yang diambil peneliti dari foto, jerapah di Uganda menunjukkan panjang phalanx (bagian paling bawah dari kaki) berukuran 21,2 cm. Ia terbilang normal jika dibandingkan rata-rata panjang phalanx jerapah seumurnya yang berkisar 20 cm. Di sisi lain, jerapah di Namibia menunjukkan phalanx yang relatif lebih pendek dengan ukuran 15,8 cm.
Lebih lanjut, baik jerapah di Uganda dan jerapah di Namibia menunjukkan dimensi tulang metakarpal yang lebih pendek dari rata-rata jerapah pada umumnya. Mereka masing-masing cuma punya tulang metakarpal berukuran 37,6 cm dan 50,5 cm. Normalnya, ukuran normal tulang metakarpal bagi jerapah seusia mereka adalah 65,1 cm.
ADVERTISEMENT
Baik jerapah di Uganda (52,35 cm) dan jerapah di Namibia (50,89 cm) juga punya tulang radius (paha) yang lebih pendek dari rata-rata populasi jerapah sub-dewasa (72,17 cm).
Menariknya, meski bagian tubuh mereka umumnya lebih kerdil, panjang leher jerapah di Uganda (146,13 cm) lebih besar dari rerata populasi jerapah sub-dewasa (135,21 cm). Adapun jerapah Namibia konsisten kerdil untuk kategori ini, dengan panjang leher cuma 101,15 cm.
Para penulis mengatakan, setelah berbicara dengan beberapa anggota komunitas kebun binatang, mereka tidak melihat adanya jerapah cebol lain selain dua jerapah yang mereka teliti.
Sejauh ini, seberapa umum jerapah cebol di alam liar masih sulit untuk disimpulkan dari survei fotografis. Sebab, meski dibilang kerdil, jerapah yang cebol nyatanya masih tetap jangkung. Untuk menemukan mereka agaknya mirip seperti mencari jarum yang lebih pendek di tumpukan jarum.
ADVERTISEMENT
“Penelitian ini sebagian besar dilakukan pada dua pengamatan oportunistik jerapah liar yang ditemukan di lapangan. Dengan demikian, kami dibatasi oleh ukuran sampel individu dan potensi ketidaktepatan dalam teknik fotogrametri laser dan belum dapat melakukan studi longitudinal pada individu ini,” kata para peneliti dalam riset mereka.
“Selain itu, kami belum melakukan analisis genetik untuk mengevaluasi keragaman genetik dalam populasi sumber atau etiologi genetik potensial dari kondisi tersebut.”