Jutaan Mikroplastik Terbang Bebas Cemari Atmosfer Bumi, Peneliti Kaget

28 April 2021 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mikroplastik. Foto: Dok. Janice Brahney
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mikroplastik. Foto: Dok. Janice Brahney
ADVERTISEMENT
Jutaan partikel mikroplastik melayang-layang di atmosfer Bumi, tersapu angin lalu berputar dan bergerak dari satu benua ke benua lain. Peneliti khawatir situasi bakal memberi dampak lebih buruk bagi kesehatan manusia di masa depan.
ADVERTISEMENT
National Oecanic and Atmospheric Administration (NOAA) mencatat ukuran mikroplastik adalah kurang dari 5 milimeter. Secara materi, partikel plastik memang tak mengandung radiasi atau racun.
Namun dengan jumlahnya yang besar dan tak kasat mata, mikroplastik ini nyatanya merugikan. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, partikel mikroskopis ini bahkan ditemukan di laut, air kemasan bahkan di dalam kotoran manusia.
Penelitian terbaru dalam jurnal PNAS berjudul Constraining the Atmospheric Limb of the Plastic Cycle, mengungkap fakta partikel ini mencemari atmosfer Bumi.
"Mikroplastik memiliki kemampuan berpotensi mengganggu setiap ekosistem. Belum lagi kesehatan manusia," ujar Janice Brahney, ilmuwan lingkungan sekaligus ketua tim studi dilansir Livescience.
"Kami baru mulai memahami cakupan pencemaran (mikroplastik) dan dampaknya."
Brahney menganggap isu ini penting, karena mikroplastik merupakan residu dari produk berbahan plastik, yang juga berkaitan dengan bahan bakar fosil. Hal tersebut tentu berdampak pada perubahan iklim.
ADVERTISEMENT

Melayang di udara

Deretan permukiman penduduk dengan latar belakang gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Selasa (20/4/2021). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Untuk membuktikan mikroplastik benar-benar melayang di atmosfer, Brahney dan rekan-rekannya mengukur jatuhnya partikel dari udara, dari gravitasi dan hujan. Studi ini dilakukan di beberapa lokasi di Amerika Serikat bagian barat selama periode 14 bulan.
Berdasarkan temuan mereka, mereka memperkirakan sekitar 1.100 ton (1.000 metrik ton) mikroplastik berada di atmosfer di atas AS bagian barat. Temuan ini membuat para peneliti kaget karena konsentrasi mikroplastik yang mereka temukan amat tinggi.
Mereka memprediksi aktivitas di kota-kota besar akan jadi sumber utama partikel mikroplastik mencemari atmosfer. Analisis menunjukkan aktivitas jalan raya adalah merupakan penyebab paling utama, bertanggung jawab atas 84 persen komposisi mikroplastik di atmosfer.
"Jalan raya--dan, yang lebih penting, mobil yang melaju di jalan raya--memproduksi energi mekanis untuk memindahkan partikel ke atmosfer," kara Brahney.
ADVERTISEMENT
Peneliti lalu membuat sebuah model komputer untuk bagaimana mikroplastik bisa melayang hingga mengitari benua ke benua. Model ini juga mengungkap area mana yang menjadi potensi 'hotspot' level tertinggi dari mikroplastik sejumlah wilayah di Eropa, Asia Timur, Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Mereka lalu menemukan bahwa partikel plastik ini dapat bertahan di udara dalam waktu cukup lama mulai dari 1 jam hingga 6,5 hari. Batas waktu tersebut cukup untuk partikel mikroplastik terbang ke antarbenua.
Hal ini membuat menutup kemungkinan, wilayah terisolir seperti Antartika sekalipun juga tak luput dari pencemaran mikroplastik. Plastik bisa menjadi polusi dan sumber pencemaran karena membutuhkan waktu amat lama untuk terurai.
"Kita tidak memiliki cara yang efektif untuk menangani sampah plastik dan masalahnya semakin parah, mungkin lebih banyak plastik yang berakhir di lingkungan kita di masa depan dan oleh karena itu, di atmosfer kita."
ADVERTISEMENT
"Menghirup partikel apa pun dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang negatif, tapi saat ini, kami tidak tahu apakah plastik lebih atau kurang berbahaya dibandingkan aerosol alami lainnya."