Kabar Baik: Ilmuwan Buat Alat Deteksi COVID-19 via Napas, Lebih Cepat dari PCR

27 Agustus 2020 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona di China. Foto: STR / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona di China. Foto: STR / AFP
ADVERTISEMENT
Tim peneliti dari China dan Israel berhasil mengembangkan alat khusus untuk mendeteksi COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona. Perangkat ini diciptakan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mampu mendeteksi COVID-19 secara kilat, jauh lebih cepat daripada rapid test berbasis antibodi atau tes PCR (polymerase chain reaction) berbasis swab hidung dan tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Alat ini dikembangkan oleh sejumlah lembaga ternama yakni, Israel Institute of Technology (Technion), University of Science and Technology of China, First Affiliated Hospital of Anhui Medical University, dan Anhui Provincial Chest Hospital.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perangkat yang dikembangkan telah memenuhi metode pengujian secara non-invasif, cepat, dan murah untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2, terutama bagi pasien tanpa gejala atau asimtomatik.
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Selain itu, alat ini juga disebut-sebut merupakan nanoteknologi cerdas yang terdiri dari rangkaian sensor berbasis material nano, di mana ia dapat dengan cepat mendeteksi COVID-19 dari senyawa organik volatil tertentu dalam napas yang dihembuskan.
Technion mengklaim, perangkatnya dapat mendeteksi biomarker spesifik penyakit dalam napas yang dihembuskan dengan tingkat akurasi 92 persen, sensitivitas 100 persen, dan spesifisitas 84 persen.
ADVERTISEMENT
"Sistem diagnostik pra-skrining ini dapat menawarkan solusi skrining yang bisa dilakukan di rumah atau fasilitas tempat perawatan, sangat mengurangi tes konfirmasi yang tidak diperlukan dan mengurangi beban rumah sakit," kata Technion.
Perangkat juga dapat digunakan sebagai alat skrining di fasilitas umum seperti bandara, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lain yang berisiko tinggi terjadi penyebaran virus corona, kata peneliti. Terakhir, ilmuwan mengatakan bahwa perangkat AI ini dapat dimodifikasi dan digunakan untuk mendeteksi penyakit menular lainnya, terutama ketika terjadi wabah berikutnya.