Kabar Baik, Vaksin Corona Buatan Oxford Inggris Mungkin Tersedia September

21 Juli 2020 7:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Sekitar 14 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19. Kini, seluruh dunia tengah menunggu vaksin corona yang saat ini masih diteliti oleh para ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), total ada sekitar 150 kandidat vaksin COVID-19 yang masing-masing kandidat memasuki fase uji coba yang berbeda.
Salah satu kandidat vaksin yang paling menjanjikan adalah vaksin ciptaan tim peneliti dari Oxford University di Inggris, dan hasil uji klinis tahap awal ke manusia diklaim cukup menjanjikan.
Dalam uji coba itu, para ilmuwan melibatkan sekitar 1.077 orang berusia 18 hingga 55 tahun yang tidak punya riwayat pernah terinfeksi COVID-19 dan dilakukan di lima rumah sakit Inggris pada akhir April hingga Mei. Hasilnya, vaksin memicu respons antibodi dalam 28 hari dan respons T-cell dalam 14 hari. Kesimpulan dari uji coba vaksin Oxford akan diterbitkan hari ini di jurnal The Lancet.
Ilustrasi vaksin. Foto: Shutterstock
Adapun efek samping dari vaksin dinilai tidak membahayakan. Sekitar 70 persen pasien mengalami demam dan sakit setelah diberi vaksin COVID-19 ini. Meski begitu, peneliti mengatakan bahwa kedua gejala bisa diobati dengan paracetamol.
ADVERTISEMENT
Vaksin yang diberi nama resmi AZD1222 sendiri telah dikembangkan oleh Jenner Institute, bagian dari Departemen Kedokteran Nuffield di Oxford University. Formulasi ini didukung oleh AstraZeneca PLC, sebuah perusahaan farmasi Inggris-Swedia.
Menurut laporan media setempat, kandidat vaksin COVID-19 Jenner Institute dapat memberikan "double protection" atau perlindungan ganda terhadap virus corona. Vaksin dapat memicu produksi antibodi dan T-cell dalam tubuh. Jadi, ada kemungkinan bahwa vaksin baru ini dapat memberikan kekebalan terhadap virus.
T-cell adalah sejenis sel darah putih yang membantu mengkoordinasikan sistem kekebalan tubuh dan mampu mengenali sel-sel tubuh yang telah terinfeksi dan membunuh patogen jahat penyebab infeksi serius.
Ilustrasi virus corona. Foto: Maulana Saputra/kumpara
T-cell dikatakan bisa bertahan lebih lama karena mereka mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi virus dalam tubuh, dan mencegah infeksi berkembang. Namun, penelitian terbaru telah mengklaim bahwa antibodi pelindung pada pasien COVID-19 dapat menghilang dalam waktu tiga bulan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada laporan kandidat vaksin corona yang didukung AstraZeneca ini mungkin akan tersedia pada bulan September. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam Press Trust of India, David Carpenter, Ketua Komite Etika Penelitian Berkshire yang menyetujui persidangan Oxford mengatakan:
"Tidak ada yang bisa menentukan tanggal akhir... beberapa hal mungkin salah tetapi kenyataannya adalah bahwa dengan bekerja sama dengan sebuah perusahaan farmasi besar, vaksin itu bisa tersedia secara luas sekitar bulan September dan itu adalah target yang sedang mereka kerjakan"
Serum Institute of India telah bergabung dengan produsen obat Inggris-Swedia AstraZeneca untuk memproduksi dan memasok vaksin yang sedang dikembangkan oleh Oxford University. Uji coba lanjutan vaksin Oxford terhadap manusia akan dimulai pada bulan Agustus di India.
ADVERTISEMENT