Kamera Digital Terbesar di Dunia Selesai Dibuat, 3.200 MP Bobotnya 3 Ton

13 April 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kamera terbesar di dunia buat nangkap gambar luar angkasa.  Foto: J Ramseyer Orrell/SLAC National Accelerator Laboratory
zoom-in-whitePerbesar
Kamera terbesar di dunia buat nangkap gambar luar angkasa. Foto: J Ramseyer Orrell/SLAC National Accelerator Laboratory
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Legacy Survey of Space and Time (LSST) Camera rampung dibuat, dan menjadi kamera digital terbesar di dunia. Kamera tersebut bakal disimpan di Observatorium Vera C. Rubin di Chile, di mana ia akan memberi pandangan baru tentang langit selatan dan membantu peneliti menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat materi gelap (dark matter) dan energi gelap (energy matter).
ADVERTISEMENT
Kamera LSST dibuat oleh para ilmuwan dari SLAC National Accelerator Laboratory. LSST memiliki resolusi 3.200 megapixel, beratnya mencapai 3.000 kilogram. Kameranya memiliki dua lensa. Lensa pertama berukuran 1,5 meter, dan kedua lebarnya 90 centimeter. Keduanya dirancang khusus, di mana lensa kedua digunakan untuk menutup bidang fokus lensa yang disimpan di ruang hampa. Selain itu, ada cermin primer 8,6 meter yang mendukung observasi, dan beberapa filter spektrum.
LSST memiliki keunggulan dapat menjepret seluruh langit dengan resolusi tinggi, waktu yang singkat, dan filter yang berganti dengan cepat. Dengan resolusi 3.200 megapixel, LSST akan mengumpulkan 15 terabit data per malamnya.
Kamera terbesar di dunia, LSST, punya berat 3 ton dan resolusi 3.200 mega pixel. Foto: SLAC National Accelerator Laboratory
“Dengan selesainya kamera LSST di SLAC dan integrasinya dengan sistem Observatorium Rubin di Chili, kami akan segera mulai memproduksi gambar terhebat sepanjang masa dan peta langit malam paling informatif yang pernah dibuat.” papar Željko Ivezić, Direktur Rubin Observatory Construction dan profesor di Universitas Washington.
ADVERTISEMENT
LSST akan menangkap cahaya di spektrum near ultraviolet hingga near infrared (panjang gelombang (0.3-1 μm). Bidang fokusnya terbuat dari 201 sensor CCD–mirip dengan kamera digital biasa– tetapi dibuat khusus. Setiap pixel lebarnya 10 mikron dan bidang fokusnya sangat datar sehingga permukaannya tidak lebih dari sepersepuluh lebar rambut manusia.
“Gambar-gambarnya sangat detail sehingga bisa menangkap bola golf dari jarak sekitar 25 kilometer, sekaligus menutupi langit tujuh kali lebih lebar dari bulan purnama. Gambar-gambar ini, dengan miliar bintang dan galaksi, akan membantu mengungkap rahasia Alam Semesta,” kata profesor Aaron Roodman dari SLAC dan Wakil Direktur Observatorium Rubin, sekaligus pemimpin proyek kamera ini.
Observatorium Vera Rubin, lokasi kamera 3.200 mega pixel LSST nanti beroperasi. Foto: Rubin Obs/NSF/AURA
Nantinya, Observatorium Vera C. Rubin akan mempelajari bagaimana galaksi dan gugusan galaksi telah berubah selama miliaran tahun, memberi wawasan tentang evolusi galaksi dan distribusi materi gelap.
ADVERTISEMENT
Dark matter adalah materi yang tidak menghasilkan cahaya dan tidak berinteraksi dengan cahaya. Keberadaannya diketahui karena ada massa di galaksi yang mempengaruhi gerak rotasi bintang. Ada juga energi gelap (dark energi), yang secara gelap memberi dorongan terhadap galaksi-galaksi untuk semakin menjauh satu sama lain.
LSST juga akan mengukur supernova, memberikan wawasan tentang perluasan alam semesta dan penyebabnya. Dia juga dapat membantu mempelajari tata surya dengan menemukan asteroid yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kamera ini akan mulai beroperasi pada awal tahun 2025.