Kanker Serviks Berpotensi Hilang di AS dalam 20 Tahun

12 Februari 2020 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perempuan di Amerika Serikat berpeluang besar tak lagi mengidap kanker serviks dalam 20 tahun ke depan. Dalam sebuah riset yang diterbitkan jurnal The Lancet, disebutkan ada lebih dari 1.000 kasus kanker serviks yang bisa dicegah setiap tahun apabila 90 persen wanita rutin melakukan skrining kesehatan untuk mendiagnosis penyakit lebih awal.
ADVERTISEMENT
Jika tren tersebut berlanjut, AS berpotensi terbebas dari jenis kanker yang menyerang sel-sel di leher rahim tersebut setidaknya dalam satu hingga dua dekade ke depan. Kanker serviks pun akan menjadi penyakit langka di Negeri Paman Sam pada 2038 mendatang atau paling lama, hal itu baru bisa terwujud pada 2046.
Prediksi ini didasarkan pada model komputer yang dimanfaatkan oleh para ilmuwan di Harvard T.H. Chan School of Public Health. Model komputer yang dimaksud memungkinkan para ilmuwan menyusun data dalam membuat perkiraan seputar masalah kesehatan seperti timbulnya penyakit berdasarkan berbagai skenario.
Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin dan pemeriksaan rutin. Foto: Shutterstock
Kanker serviks merupakan salah satu bentuk penyakit yang paling mungkin dicegah dan diobati. Jenis penyakit ini 99 persen disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), yakni virus yang dapat menimbulkan infeksi di permukaan kulit.
ADVERTISEMENT
Gejala yang dapat ditimbulkan penyakit ini adalah terjadinya pendarahan pada vagina di luar siklus menstruasi. Patut diwaspadai, ketika pendarahan pada vagina disertai gejala-gejala seperti demam, sakit pada perut atau panggul, pusing, kelelahan, nyeri otot, dan pendarahan akut.
Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan tentang adanya peluang untuk menghilangkan kanker serviks di seluruh dunia. WHO kemudian menetapkan ambang batas hanya ada empat kasus kanker servisk pada 100.000 wanita.
Melihat sejarah di AS, kasus kanker serviks mengalami penurunan hingga 50 persen terhitung tahun 1975 hingga 2015. Tahun 2020 ini, American Cancer Society memproyeksikan ada 13.800 kasus baru kanker serviks yang menimpa warga AS dan sekitar 4,290 di antaranya berujung pada kematian.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan anak laki-laki dan perempuan untuk melakukan pemeriksaan HPV di usia 11 atau 12 tahun. Sementara itu, wanita berusia antara 21 hingga 29 tahun disarankan untuk melakukan tes pap setiap tiga tahun sekali. Tes ini dilakukan untuk mengambil sampel sel dari dinding rahim guna melihat ada atau tidaknya kelainan yang mengarah ke kanker rahim.
Sedangkan pada wanita berusia antara 30 hingga 65 tahun juga dapat melakukan tes pap dan atau pemeriksaan HPV, yakni dengan memeriksa leher rahim untuk menemukan gejala-gejala HPV. Masing-masing pemeriksaan bisa dilakukan dalam tiga atau lima tahun sekali.
Wanita di atas usia 65 tahun nantinya bisa mengajukan kepada dokter bahwa mereka tidak perlu lagi menjalani skrining apabila hasil pemeriksaan selama beberapa tahun menunjukkan tidak ada masalah pada leher rahim. Hal ini juga berlaku ketika rahim mereka sudah diangkat untuk mengobati kondisi seperti fibroid atau pertumbuhan sel yang tidak normal pada rahim.
Ilustrasi vaksin kanker serviks. Foto: Pixabay
Para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa dengan memperluas cakupan skrining serviks di AS hingga 90 persen pada tahun 2020 adalah cara terbaik untuk mempercepat penuntasan penyakit ini. Menurut para peneliti, upaya ini bisa memangkas jumlah kasus antara 1.400 hingga 2.088 kasus dari yang terjadi setiap tahun antara 2019 hingga tahun 2100. Saat ini, peneliti menyebut sebanyak 14 persen wanita tidak pernah diskrining.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, vaksin HPV yang telah diterapkan kepada 90 persen orang dewasa saat mereka berusia 26 hingga 45 tahun, kebanyakan terbukti dapat membuat mereka tercegah dari penyakit kanker serviks.
Emily Burger, salah satu ilmuwan dalam riset menekankan bahwa meskipun vaksinasi HPV akan berkontribusi besar untuk mengurangi jumlah kasus kanker serviks dari waktu ke waktu, mereka menemukan bahwa dalam jangka waktu dekat, skrining tetap memainkan peran penting dalam mengurangi beban kanker serviks di AS.