Kasus Langka! Seorang Wanita Penyintas Kanker, Positif Covid 335 Hari

22 Oktober 2021 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi positif terkena virus corona.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang penyintas kanker telah memecahkan rekor sebagai orang yang terjangkit COVID-19 paling lama di dunia. Bagaimana tidak, selama 335 hari virus corona masih terdeteksi di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Studi ini dipublikasikan dalam makalah pra-cetak di MedRxiv awal bulan ini dan belum ditinjau oleh rekan sejawat. Pasien diketahui seorang wanita berusia 47 tahun yang tidak disebutkan namanya. Ia pertama kali dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 di National Institutes of Health di Bethesda, Maryland, pada musim semi 2020.
Setelah 10 bulan, di mana ia mengalami gejala ringan hingga tanpa gejala, dokter menemukan fakta yang cukup mencengangkan. Hasil tes menunjukkan bahwa si wanita masih positif COVID-19.
Wanita itu diketahui mengalami gangguan kekebalan tubuh usai pengobatan kanker darah dan sembuh tiga tahun yang lalu dari penyakit tersebut. Hasil tes juga menunjukkan pasien memiliki tingkat sel B yang rendah. Sel B berfungsi untuk menghasilkan antibodi.
ADVERTISEMENT
Menurut dokter, pasien mengalami hasil positif palsu, di mana virus yang terdeteksi di tubuhnya hanyalah sisa-sisa atau bangkai virus yang tidak membahayakan. Ketika viral load pasien naik lagi pada Maret 2021, para dokter dengan cepat mengurutkan genom virus.
Ilustrasi virus Corona. Foto: Shutter Stock
Mereka menemukan, itu sangat mirip dengan virus corona yang menginfeksinya sepuluh bulan lalu dan berbeda dengan corona yang banyak beredar di masyarakat saat ini.
Pasien terus menerima perawatan dan akhirnya sembuh dari infeksi pada April 2021. Total, dia mengalami positif COVID-19 selama 335 hari sejak pertama kali dinyatakan positif corona. Kini, hasil tes menunjukkan pasien negatif Covid.
Studi seperti ini memberikan informasi tentang infeksi COVID-19 untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Orang dengan immunocompromised cenderung tidak memberikan respons yang kuat terhadap COVID-19 dengan dua dosis vaksin, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
ADVERTISEMENT
Badan kesehatan AS pada Agustus 2021 menyetujui dosis vaksin ketiga untuk orang dengan gangguan kekebalan dengan harapan bisa membantu meningkatkan respons kekebalannya.
Penelitian ini juga membantu para ilmuwan memahami bagaimana virus berevolusi. Misalnya, sebuah studi kasus pernah mencatat bahwa seorang wanita dengan HIV membawa virus corona di dalam tubuhnya selama 216 hari dan menemukan virus itu telah bermutasi sebanyak 30 kali.
* * *
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains