Kemenkes: Virus Corona Tidak Menular Lewat Pakaian atau Makanan

27 Januari 2020 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di dalam mall kota Wuhan, China yang terisolasi akibat virus corona. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di dalam mall kota Wuhan, China yang terisolasi akibat virus corona. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
ADVERTISEMENT
Novel coronavirus (2019-nCoV) telah menyebar dengan masif ke berbagai negara. Tercatat, sudah ada 10 negara yang melaporkan kasus terkait virus corona, di antaranya adalah Jepang, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Singapura, AS, Australia, Prancis, Malaysia, dan Nepal.
ADVERTISEMENT
Virus corona sendiri pertama kali menyebar di pasar makanan laut Wuhan, China, pada 31 Desember 2019. Hingga saat ini, setidaknya ada 2.700 warga China yang terpapar virus corona, dengan jumlah kematian mencapai 80 orang.
Beberapa penelitian menyebut bahwa virus corona diduga berasal dari hewan liar, seperti kelelawar dan ular yang lazim dikonsumsi oleh orang-orang China. Meski begitu, belum ada penelitian yang bisa memastikan penyebab utama wabah virus corona ini.
Di sisi lain, Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menegaskan, virus corona tidak menyebar lewat barang-barang yang dijual dari China, seperti pakaian, makanan, buah-buahan, atau barang-barang lainnya, sebagaimana banyak diisukan.
Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. Foto: Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan
“Tidak ada ceritanya virus corona menyebar lewat barang atau makanan. Sekarang banyak diomongin, ‘Pak ini kalau beli pakaian atau makanan dari China nanti ketularan atau enggak?’ Tidak, tidak ada itu pakaian bekas atau makanan menularkan virus corona,” ujar Anung di Gedung Adiyatma, Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Senin (27/1).
ADVERTISEMENT
Anung mengatakan, hingga saat ini penyebaran novel coronavirus diduga hanya menular lewat udara atau kontak langsung dengan penderita. Penularannya bisa lewat batuk, bersin, air, atau aktivitas lainnya.
Menurut WHO, ada perbedaan masa inkubasi virus antara novel coronavirus dengan SARS dan MERS. Jika SARS masa inkubasinya 1-14 hari, maka masa inkubasi novel coronavirus berkisar 2-10 hari. Kendati begitu, Kemenkes masih mengambil jangka waktu terpanjang, yakni 14 hari.
Petugas medis membawa pasien di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: STR / AFP
Terakhir, Anung mengimbau agar masyarakat yang mengalami gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas, serta memiliki riwayat perjalanan dari Wuhan, China, agar langsung menghubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan mengantisipasi penyebaran virus.
Ia juga menyarankan agar masyarakat senantiasa menjaga daya tahan tubuh. Karena menurutnya, kondisi tubuh yang baik bisa mencegah tubuh dari penularan virus ini. Ia juga mengimbau agar masyarakat memakai masker untuk meminimalisir paparan virus corona.
ADVERTISEMENT
“Kita lihat saja mahasiswa yang ada di Wuhan, mereka ada dalam kondisi sehat meski ada di lingkungan yang terpapar virus. Ini karena daya tahan tubuh mereka kuat. Maka saya menyarankan agar rekan-rekan dan masyarakat senantiasa menjaga daya tahan tubuh. Karena ini bisa mencegah kita terpapar dari virus,” jelas Anung.