Kenal Lebih Dekat Edible Surfaktan: Untuk Makanan sampai Bunuh Virus

31 Maret 2021 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edible surfaktan untuk industri makanan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Edible surfaktan untuk industri makanan. Foto: Shutterstock
Tidak bisa dipungkiri, teknologi ikut andil dalam memajukan industri makanan di dunia. Berkat teknologi pula, tercipta berbagai makanan baru dengan tampilan yang menarik dan kandungan yang lebih terjaga kestabilannya. Salah satunya makanan yang diolah dengan campuran edible surfaktan.
Istilah surfaktan bagi orang awam memang terdengar asing. Surfaktan merupakan senyawa yang memiliki gugus hidrofilik (bagian polar/yang suka air) dan gugus hidrofobik (non polar/yang suka akan minyak/lemak) sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
Dengan sifatnya tersebut, tak mengherankan bila surfaktan kerap dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi berbagai produk. Misalnya produk surfaktan fatty ester dimanfaatkan untuk kosmetik, fatty alcohol sulphate untuk deterjen dan sabun, hingga fatty sulphosuccinate untuk industri plastik.
Sebenarnya, sejak puluhan tahun lalu, surfaktan juga telah dimanfaatkan sebagai bahan pengemulsi berbagai jenis makanan yang dikenal sebagai surfaktan kelompok non-ionik. Misalnya, edible surfaktan alami seperti lesitin dari kuning telur ayam digunakan dalam proses pembuatan mayonaise atau dressing pada salad.
Seiring jamaknya penelitian terhadap surfaktan, terciptalah jenis surfaktan non-ionik sintesis. Tidak hanya sebagai bahan pengemulsi, seiring dengan perkembangannya, edible surfaktan ini juga digunakan sebagai bahan pembersih dan pelapis permukaan makanan, bahan pembasah, hingga pelarut.
Nah, surfaktan yang digunakan dalam industri makanan ini ternyata punya manfaat bagi kesehatan. Dari jurnal Surfactants Used in Food Industry: A Review dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU), biosurfaktan menjadi salah satu jenis edible surfaktan yang banyak dimanfaatkan sebagai campuran makanan dan produk farmasi.
Menurut jurnal yang diterbitkan pada 2011 tersebut, biosurfaktan memiliki beberapa keunggulan di antaranya rendah toksisitas, lebih ramah lingkungan karena bisa terurai secara hayati (biodegradable), tidak menimbulkan alergi, serta bisa bertahan di suhu, pH, dan dimodifikasi secara ekstrem. Yang tidak kalah penting, biosurfaktan merupakan antimikroba dan bersifat melawan terhadap patogen.
Salah satu kelompok surfaktan digunakan sebagai campuran yang berguna membersihkan kotoran membandel, kuman, hingga virus. Layaknya pembersih, kandungan surfaktan seperti sodium lauryl sulphate, sodium dodecyl sulphate, dan sodium palmate akan membantu melarutkan dan membunuh virus.
Ilustrasi virus. Foto: Shutterstock
Begitu juga dengan kelompok biosurfaktan yang digunakan dalam produk makanan dan farmasi. Bedanya, sifat antivirus pada biosurfaktan akan membantu membunuh virus di dalam mulut dan tenggorokan.
Menurut jurnal dari Université Laval, Quebec, Kanada, yang diterbitkan PubMed, salah satu jenis biosurfaktan yaitu sodium lauryl sulphate terbukti memiliki sifat antivirus yang kuat, terutama untuk virus tanpa lapisan selubung atau non enveloped virus. Tak mengherankan, makanan yang diolah dengan biosurfaktan mulai diincar untuk membantu menjaga kesehatan tubuh.