Kisah Buaya Pembunuh Manusia di Papua yang Berhasil Ditangkap Warga

8 Juli 2022 6:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buaya air asin terbesar. Foto: Jay Directo/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buaya air asin terbesar. Foto: Jay Directo/AFP
ADVERTISEMENT
Seekor buaya berhasil ditangkap oleh warga Distrik Sumuri, Teluk Teluk Bintuni, Papua Barat. Warga langsung berbondong-bondong membawanya ke darat dan membelah perut hewan tersebut. Dalam perutnya, ditemukan potongan tubuh manusia yang mulai membusuk.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, buaya itu adalah hewan yang telah memakan seorang warga bernama Yeniman Bernard yang hilang pada 28 Juni 2022, pukul 12.30 WIT di perairan pesisir Sumuri.
Cerita bermula ketika Bernard bersama ayahnya pergi memancing di Sungai Wasian, Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (28/1). Saat Bernard akan menjaring ikan, dia turun dari longboat sambil berenang dengan posisi tangan masih memegang perahu. Di sinilah peristiwa nahas itu terjadi. Tiba-tiba Bernard diserang buaya. Bernard sempat melawan dengan mencoba memegang badan perahu. Namun karena tarikan buaya terlalu kuat, tubuhnya terseret ke dalam air.
Mendengar kabar tersebut, aparat kepolisian bersama warga setempat langsung melakukan pencarian pagi hingga sore untuk menemukan korban dengan menggunakan speed boat milik Polairud dibantu perahu nelayan. Beberapa hari kemudian, warga distrik Sumuri berhasil menangkap buaya itu saat hendak mencari ikan.
Proses penangkapan buaya pembunuh Bernard. Foto: Balleo News
Karena tubuh buaya cukup besar, warga sempat kesulitan untuk menaklukkannya, meski akhirnya mereka berhasil membuat predator itu menyerah. Selanjutnya, buaya diikat dengan tali dan dievakuasi ke darat. Warga kemudian membelah perut buaya untuk memastikan korban ada di perut hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
Benar saja, ketika dibelah mereka menemukan jasad korban yang sudah tidak utuh lagi dan hanya menyisakan kepala. Menurut polisi, sebagian besar tubuh korban telah dicerna.
Peristiwa buaya memakan manusia di Sungai Wasian bukan kali ini saja terjadi. Pada awal Juni 2022, seorang remaja 13 tahun bernama Galu Fonataba juga menjadi korban serangan buaya di Sungai Waisan. Saat ditemukan, jasad Galu sudah mengambang di sungai dengan kondisi tidak utuh.
Proses pembenahan perut buaya untuk menemukan jasad Bernard. Foto: BalleoNews

Buaya air asin si pembunuh Bernard

Adapun spesies buaya pembunuh Bernard tidak disebutkan secara spesifik. Namun kemungkinan itu adalah jenis buaya air asin mengingat wilayah di mana Bernard diserang adalah teluk laut.
Buaya air asin sendiri banyak hidup dari perairan muara pesisir dan rawa-rawa di seluruh Asia Tenggara dan Oseania, mulai dari India Timur hingga pantai timur Australia. Mereka bisa tumbuh hingga panjang 6 meter.
ADVERTISEMENT
Buaya air asin dewasa biasanya memakan beragam jenis hewan mulai dari yang kecil hingga besar seperti ikan, amfibi, krustasea, moluska, burung laut, ular, kadal, mamalia, kanguru, orang utan, bahkan manusia. Mereka berburu dengan cara mengendap dan melakukan serangan tiba-tiba lalu menyeret korbannya ke bawah air hingga meninggal.
Frekuensi serangan buaya air asin pada manusia sulit diperkirakan karena seringkali kematian tidak dilaporkan jika jasad tidak ditemukan. Namun, jumlah serangan buaya air asin pada manusia antara 2010 hingga 2020 diperkirakan mencapai 1.350 kasus, di mana 688 di antaranya berakibat fatal.