Kisah Mengerikan Buku Kuno Bersampul Kulit Manusia di Perpustakaan Harvard

16 Desember 2020 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Destinies of the Soul buku bersampul kulit manusia yang tersimpan di perpustakaan Harvard.  Foto: REUTERS/Harvard College Library
zoom-in-whitePerbesar
Destinies of the Soul buku bersampul kulit manusia yang tersimpan di perpustakaan Harvard. Foto: REUTERS/Harvard College Library
ADVERTISEMENT
Sebuah buku kuno mengerikan tersimpan rapi di Harvard University, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat. Buku itu bersampul kulit manusia yang konon milik seorang pasien wanita di rumah sakit jiwa.
ADVERTISEMENT
Disimpan di perpustakaan universitas, para ilmuwan mengatakan buku berjudul Des Destinees de l’Ame (Destinies of the Soul) ini memiliki sampul terbuat dari kulit seorang pasien wanita dengan gangguan jiwa yang meninggal karena stroke.
Pada pertengahan tahun 1880-an, penulis Arsene Houssaye memberikan buku Destines of the Soul pada temannya bernama Dr. Ludovic Bouland. Menurut laporan BBC, Bouland lah yang diduga telah melakukan penjilidan tidak biasa pada buku tersebut.
Di dalam buku terdapat catatan yang menegaskan bahwa sampul Destines of the Soul benar-benar disulam menggunakan sepotong kulit bagian punggung seorang wanita, begini isinya:
“Buku ini dijilid dengan kulit manusia yang telah dijamin keasliannya. Dengan melihat seksama, kamu dapat membedakan pori-pori kulitnya. Sebuah buku tentang jiwa manusia pantas memiliki sampul manusia: Saya telah mengambil sepotong kulit manusia dari punggung seorang wanita.”
Destinies of the Soul buku bersampul kulit manusia yang tersimpan di perpustakaan Harvard. Foto: Harvard University
Pada abad-19, buku berjilid kulit manusia yang dikenal sebagai bibliopegy antropodermik memang telah menjadi subjek menarik meski praktik ini telah dilakukan sejak dulu, tepatnya pada abad ke-15 sebagai bagian dari cara mengenang orang meninggal.
ADVERTISEMENT
Adapun pihak Harvard, sebenarnya sudah dari dulu mengetahui fakta bahwa jilid buku Destines of the Soul terbuat dari kulit manusia. Namun mereka baru mengkonfirmasi keasliannya pada tahun 2014. Untuk memastikan jilid adalah kulit manusia, peneliti Harvard menganalisis peptida dalam sampel guna mengidentifikasi protein.
Sampel kemudian dianalisis lebih lanjut untuk melihat bagaimana peptida terbentuk. Hasil menunjukkan bahwa sampul buku memang terbuat dari kulit manusia. “Data analitis dari Des destinees de l’ame menunjukkan bahwa sampul buku tidak mungkin dibuat dari kulit selain manusia,” kata Bill Lane, direktur Mass Spectrometry and Proteomics Resource Laboratory di Harvard University, seperti dikutip The Verge.
Selain Destines of the Soul, salah satu buku berjilid kulit manusia juga dimiliki oleh Kantor Catatan Bristol di Inggris. Sampul buku berwarna coklat tua itu dibuat dari kulit John Horwood, pria berusia 18 tahun yang digantung di Bristol Goal karena membunuh Eliza Balsum.
ADVERTISEMENT
Buku berisi rincian kejahatan tahun 1821, ketika Horwood yang tergila-gila dengan Balsum mengancam akan membunuhnya. Pembunuhan terjadi tatkala Balsum berjalan ke sebuah sumur untuk mengambil air, dan dengan ganas Horwood menghantam kepala Balsum dengan batu hingga tengkorak korban hancur berkeping-keping.
Jeritan Balsum membuat teman-temannya ketakutan. Dia meninggal di rumah sakit dengan cedera kepala yang sangat berat. Horwood terbukti melakukan pembunuhan dan di persidangan dia divonis hukuman mati. Pasca-eksekusi, mayat Horwood dibedah oleh seorang ahli bedah bernama Richard Smith selama kuliah umum di Bristol Royal Infirmary.
Smith kemudian memutuskan untuk mengambil sebagian kulit Horwood untuk menempelkan pada sampul buku kasus Horwood. Sampul buku diembos dengan tengkorak dan tulang serta disematkan kata-kata “Cutis Vera Johannis Horwood”, yang berarti “kulit asli John Horwood”.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, buku-buku dengan jilid kulit manusia telah menyimpan cerita kelam yang mengerikan, termasuk buku Des Destinees de l’Ame yang kini menjadi satu-satunya buku bersampul kulit manusia di perpustakaan Harvard University.