Kocak! Ribuan Tahun Lalu Orang Pilih Makan Biji Semangka, Bukan Buahnya

9 Agustus 2022 10:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan merawat kecantikan kulit dengan semangka Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan merawat kecantikan kulit dengan semangka Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kalau sekarang orang makan semangka itu buahnya, zaman dulu beda. Kelezatan semangka ada di bijinya. Hal ini diungkap dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Biology and Evolution.
ADVERTISEMENT
Soal semangka, para ilmuwan percaya bahwa buah berdaging manis ini (Citrullus lanatus) berasal dari Afrika. Ini karena studi terhadap lukisan makam Mesir memperlihatkan bagaimana semangka dijadikan makanan penutup sekitar 4.000 tahun lalu. Tapi, di mana dan kapan semangka pesisnya pertama kali dibudidayakan, masih diperdebatkan.
Kini dalam sebuah studi baru peneliti menemukan asal-usul dari mana sebenarnya semangka pertama kali dibudidayakan. Para peneliti menganalisis biji semangka berusia 6.000 tahun yang ditemukan di Uan Muhuggiag, sebauh tempat yang sekarang menjadi Gurun Sahara, Libya. Yang menarik, biji semangka yang peneliti analisis bukan berasal dari semangka manis.
“Biji semangka yang ditemukan itu teridentifikasi sebagai biji buah semangka yang tidak manis, tetapi sebagai salah satu yang pahit,” kata Suanne Renner, peneliti dari University of Munich.
Pekerja memilah semangka hasil panen. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Inilah kenapa orang Libya neolitik tidak memakan buah semangka rasanya pahit. Alih-alih buahnya, mereka justru mengonsumsi bijinya dengan cara dikeringkan atau dipanggang, bisa juga direbus dalam sup atau semur.
ADVERTISEMENT
Simpulan ini didapat setelah Profesor Renne dan rekannya mengurutkan DNA biji semangka berusia 6.000 tahun dan 3.300 tahun yang ditemukan di situs arkeologi di Libya dan Sudan utara.
“Beji ini penuh teka-teki karena dianggap sebagai biji semangka tertua di dunia,” kata dr. Guillaume Chomicki, penulis utama studi yang merupakan peneliti di School of Bioscience di University of Sheffield sebagaimana dikutip Sci-News. “Biji ini berasal dari Libya, yang tak dianggap sebagai tempat lahirnya domestikasi semangka.”
Peneliti juga mengurutkan genom dari spesimen herbarium yang tersebar luar di seluruh dunia yang dikumpulkan antara tahun 1824 dan 2019. Peneliti menganalisis data bersama genom yang diurutkan ulang dari koleksi plasma nutfah.
Ilustrasi Biji Semangka Foto: Shutterstock/Virtu studio
Dari sini peneliti kemudian menemukan bahwa biji semangka Libya berasal dari semangka yang secara genetik berdaging pahit, jenis semangka egusi (Citrullus mucosospermus) yang juga ditemukan di Ghana, Benin, dan Nigeria di Afrika Barat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penggunaan biji semangka di Libya sebagai makanan ringan juga cocok dengan jejak retakan dari gigi manusia yang ditemukan di biji semangka di situs Uan Muhuggiag dan telah dilakukan studi komputer-tomografi.
“Pemahaman baru yang tak terduga adalah bahwa awalnya Citrullus dibudidayakan dan dikumpulkan untuk diambil bijinya, bukan dagingnya yang manis, ini konsisten dengan pola kerusakan biji yang disebabkan oleh gigi manusia,” kata Chomicki.
Profesor Renne bilang, semangka liar yang belum dibudidayakan punya biji yang sangat lezat dan kaya akan minyak. Selain itu, bijinya juga tidak mengandung bahan kimia cucurbitacin yang rasanya sangat pahit. Dengan begitu, orang zaman dulu tampaknya menjadikan biji semangka sebagai camilan, sementara dagingnya, diabaikan.