Lab Biosafety 2, Tempat Kemenkes Lakukan Prosedur Diagnostik Virus Corona

28 Februari 2020 11:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Untuk urusan deteksi pasien suspect virus corona SARS-CoV-2 di Indonesia, Puslitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejauh ini telah melakukan pemeriksaan terhadap 64 kasus. Sampel dikumpulkan dari 16 provinsi dengan hasil 62 kasus dinyatakan negatif dan 2 kasus masih dalam tahap pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
Laporan ini berdasarkan yang tertera di laman resmi Puslitbangkes pada 12 Februari 2020 lalu.
Yang terbaru, ada seorang pasien suspect virus corona meninggal dunia di RS Kariadi Semarang pada Minggu (23/2). Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, pasien yang dirahasiakan identitasnya itu sempat menjalani perawatan di ruang isolasi karena diduga mengidap COVID-19.
Berita terbaru menyebutkan, hasil pemeriksaan laboratorium Puslitbangkes Kemenkes menunjukkan bahwa si pasien positif influenza tipe A tau virus H1N1 atau flu babi.
Melihat rekam jejak Puslitbangkes dalam menjalankan perannya untuk mendeteksi virus corona, hal ini telah sesuai dengan Permenkes Nomor 658 tahun 2009. Di sana tertera bahwa Puslitbangkes sebagai rujukan nasional untuk penyakit new emerging dan re-emerging.
Ilustrasi uji lab Foto: DarkoStojanovic
“Hasilnya dikirim ke WHO melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P),” papar Siswanto, selaku Kepala Puslitbangkes, seperti dikutip dari laman Balitbangkes.
ADVERTISEMENT
Puslitbangkes saat ini memiliki laboratorium Biosafety Level 2 dan Level 3. "Untuk melakukan pemeriksaan novel coronavirus, dilakukan di laboratorium Biosafety Level 2, yang sudah sesuai dengan pedoman WHO,” ujar Kepala Pusat Litbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Vivi Setiawaty.

Laboratorium Biosafety Level 2

Laboratorium Biosafety merupakan laboratorium penelitian yang khusus untuk menangani infeksi. Jenis laboratorium ini sangat menekankan perlindungan tingkat tinggi, baik saat melakukan penelitian atau kegiatan produksi yang melibatkan bahan infeksius, organisme, atau hewan.
Tingkat keamanannya terbagi menjadi empat level. Khusus untuk kasus coronavirus, pemeriksaan dilakukan di laboratorium Biosafety Level 2.
Dilansir Lab Manager, di laboratorium Biosafety Level 2, petugas lab menguji sampel penelitian yang berkaitan dengan penyakit manusia. Dengan kata lain, mereka melakukan pengujian terhadap organisme patogen atau infeksi yang mengancam kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Prosedur diagnostik terhadap virus HIV, misalnya, dilakukan di laboratorium Biosafety Level 2. Di tempat ini, potensi petugas lab tertular penyakit sangat tinggi. Itulah mengapa keselamatan kerja petugas begitu diperhatikan. Mereka wajib berhati-hati pada benda tajam (bagian dari perlengkapan laboratorium) yang terkontaminasi.
Di laboratorium ini, terdapat beberapa peraturan ketat yang mengikat para petugas saat melakukan pekerjaan mereka yang sangat berisiko. Semua demi melindungi diri mereka dari kecelakaan yang tidak diinginkan.
Praktik dekontaminasi terhadap semua peralatan yang ada di laboratorium telah ditetapkan standarnya dan tak boleh dilakukan sembarangan, termasuk ketika hendak membuang pecahan gelas kimia.
Akses menuju lab ini pun lebih terkontrol dibandingkan Biosafety Level 1. Atas kebijakan direktur laboratorium, orang dengan imunosupresi atau penurunan sistem kekebalan tubuh tak diperbolehkan untuk masuk ke laboratorium Biosafety Level 2.
ADVERTISEMENT
Sistem keamanan dan perlindungan Biosafety 2 berlapis. Dibutuhkan pintu tertutup yang dapat dikunci serta tanda peringatan biohazard di semua titik akses. Biohazard adalah organisme atau zat yang berasal dari organisme, yang menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia.
Sebagai catatan, selain kasus coronavirus, Puslitbangkes telah berpengalaman dalam pemeriksaan sampel penyakit new emerging seperti flu burung, coronavirus (MERS CoV dan SARS) dan ebola.
Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, cukup menyayangkan atas respons masyarakat Indonesia yang skeptis terhadap upaya pemerintah dalam mencegah virus corona. Menurut Terawan, masyarakat mestinya bersyukur, hingga saat ini belum ada satu kasus pun yang ditemukan di Indonesia. Pemerintah mengaku telah mengerahkan segala upaya yang optimal untuk mencegah SARS-CoV-2 mewabah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," tegas Terawan, di Gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta, beberapa waktu lalu.