LAPAN soal Benda Bercahaya Misterius yang Viral di Sulawesi Tengah: Itu Meteor

18 Maret 2021 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi meteor. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meteor. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah video yang menampilkan sinar misterius di langit Luwuk, Sulawesi Tengah, menjadi viral di media sosial. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pun dapat memastikan bahwa itu merupakan cahaya dari benda luar angkasa meteor.
ADVERTISEMENT
Kepala LAPAN, Prof. Thomas Djamaluddin, mengatakan meskipun tidak terdeteksi oleh radar milik LAPAN, diduga kemungkinan besar benda bercahaya dalam video yang viral itu adalah meteor jatuh yang bisa menimbulkan suara dentuman dan guncangan.
"Dari kesaksian warga dan gambar serta video singkat yang saya terima, saya menduga itu meteor besar atau bola api (bollide) yang disebabkan masuknya asteroid ke atmosfer. Jatuhnya asteroid itu bisa menimbulkan gelombang kejut yang menimbulkan suara dentuman dan guncangan," katanya dalam keterangan yang diterima kumparan, Kamis (18/3).
Lebih lanjut Prof. Thomas menjelaskan karena gelombang suara lebih lambat dibandingkan cahaya, maka suara dentuman terdengar belakangan dibandingkan terlihatnya kilatan cahayanya.
Perlu diketahui benda yang jatuh dari langit tidak hanya meteor, tapi juga bisa sampah luar angkasa dari buatan manusia, mulai dari satelit hingga bagian dari roket atau lainnya. Namun, yang membedakan adalah meteor yang jatuh menghasilkan cahaya yang lebih terang dibandingkan sampah luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan tidak mendeteksi anomali gelombang seismik saat terjadi meteor jatuh di Luwuk, Sulawesi Tengah. Sensor seismik BMKG tidak mendeteksi getaran yang ditimbulkan akibat adanya lintasan meteor.
"Sensor seismik BMKG di Luwuk tidak mencatat adanya anomali gelombang seismik saat masyarakat Pagimana Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, melaporkan adanya lintasan meteor," jelas Daryono dalam keterangan yang disampaikan melalui akun Twitter miliknya.
Namun, demikian menurut Prof. Thomas anomali tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor. Kemungkinan jarak sensor dengan lokasi meteor yang jatuh membuat getaran tidak terdeteksi. Pihak LAPAN sendiri terbuka, bila ada entitas atau institusi yang melaporkan dan menyerahkan temuan benda jatuh antariksa.
ADVERTISEMENT