news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

LIPI Beberkan Pencapaian Besarnya di Tahun 2018

19 Desember 2018 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu lembaga di bidang riset dan ilmu pengetahun, sudah selayaknya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan sumbangsih yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui acara bertajuk ‘Refleksi 2018 dan Anugerah Media dan Mitra Kerja Sama LIPI’, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko membeberkan beberapa pencapaian yang berhasil diraih LIPI sepanjang 2018, baik pencapaian berupa hasil riset, kekayaan intelektual, penemuan spesies baru, maupun program-program LIPI yang telah terlaksana selama 2018.
Salah satu pencapaian yang dianggap membanggakan LIPI adalah mereka menghasilkan 493 paten dalam empat tahun terakhir ini. “Khususnya dalam empat tahun mengalami peningkatan yang luar biasa,” kata Handoko dalam acara yang berlangsung di Auditorium LIPI di Jakarta, Rabu (19/12). “Khususnya dimulai dari tahun lalu sudah di atas 150 (paten). Dan tahun ini 200 paten.”
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
Pencapaian selama empat tahun ini ternyata lebih besar dibandingkan dengan pencapaian sejak tahun 1991 hingga 2014 yang hanya menghasilkan 367 paten.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sejak 2014 hingga 2018 LIPI juga telah menghasilkan 7.994 publikasi ilmiah. Khusus untuk tahun 2018 sendiri, hingga bulan September, ada 1.120 publikasi ilmiah yang sudah dihasilkan.
Sebagai lembaga penelitian yang ingin meningkatkan relasi, kiprah, dan pengaruhnya, kini LIPI sedang berupaya untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah, pemerintah daerah, swasta, maupun kerjasama dengan luar negeri.
“Untuk dalam negeri kami sudah mendapat banyak sekali mitra di seluruh Indonesia termasuk salah satunya di Samosir,” ujar Handoko.
Pria pemegang gelar doktoral di bidang teori fisika partikel atau fisika energi tinggi dari Hiroshima University, Jepang, itu menuturkan, saat ini LIPI sedang berusaha menyelesaikan masalah Danau Toba yang keruh sehingga mempengaruhi kegiatan budidaya ikan dan pariwisata. Adapun untuk kerja sama internasional, LIPI telah memulai bekerja sama dengan 19 negara dan 83 institusi luar negeri.
Delegasi Raja Arab Saudi Kunjungi LIPI. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi Raja Arab Saudi Kunjungi LIPI. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Pencapaian lainnya yang ia paparkan adalah di bidang penemuan spesies baru. Tercatat ada 50 spesies baru yang ditemukan selama 2018, baik flora maupun fauna. Penemuan ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 36 spesies.
ADVERTISEMENT
“LIPI sudah dari awal LIPI sangat kuat di biodiversity. Kami melakukan konservasi dan mencoba melakukan eksplorasi untuk menemukan spesies baru,” jelas Handoko.
Dengan sejumlah pencapaiannya ini, tidak diragukan lagi bahwa LIPI memang lembaga riset terbesar di dunia. Itu dibuktikan peringkat pertama yang diraih LIPI untuk kategori website lembaga penelitian di Indonesia versi Webometrics.
Tapi bagaimana dengan posisi LIPI di dunia?
Ranking LIPI di dunia. (Foto: LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Ranking LIPI di dunia. (Foto: LIPI)
Ternyata masih berdasarkan Webometrics, salah satu perangkat atau sistem untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap kemajuan seluruh institusi terbaik di dunia (World Class University) melalui website institusi tersebut, LIPI hanya berada di peringkat 563 untuk kategori website lembaga penelitian secara global.
“Untuk regional Asia Tenggara, LIPI berada di peringkat empat. Sedangkan untuk rangking global, LIPI berada di peringkat 563,” papar Handoko.
ADVERTISEMENT
Uniknya, bertahun-tahun lalu LIPI sempat menduduki peringkat 50 besar untuk kategori website lembaga penelitian secara global. “Awalnya LIPI bisa 50 besar di dunia, tapi sekarang 500-an. Jadi itu karena peringkat itu belum memasukkan lembaga riset utama di berbagai negara lain. Secara absolut tidak turun tapi pesaingnya nambah,” beber Handoko yang ingin peringkat LIPI secara global ini ditingkatkan lagi.
Ranking lembaga riset di Indonesia. (Foto: LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Ranking lembaga riset di Indonesia. (Foto: LIPI)
Karena pengukuran dari Webometrics ini didasarkan pada kondisi website, maka tidak bisa dibantah, seharusnya LIPI mulai meningkatkan kuantitas dan kualitas penyampaian informasi hasil riset dan kegiatan para peneliti mereka secara rinci dan komprehensif di website LIPI.
Yayan Sofyan, mantan redaktur kebudayaan tabloid Detik yang ikut mendirikan detikcom, salah satu media online pertama di Indonesia, pernah mengkritik kondisi website universitas-universitas di Indonesia yang juga memiliki banyak kegiatan dan data riset seperti lembaga riset.
ADVERTISEMENT
Dilansir Pantau, Yayan mengatakan banyak universitas membuat website, tapi isinya hanya sekadar homepage. “Padahal yang kita butuhkan kan data-datanya, penelitian-penelitian mereka, isi perpustakaannya. Ini kan kacau,” ujarnya.