LIPI Ungkap Makna Ukiran Hewan yang Terpahat di Candi Borobudur

13 November 2020 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Candi Borobudur. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Candi Borobudur. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Candi Borobudur ternyata tak hanya menyimpan sejarah panjang tentang peradaban manusia di Indonesia, tapi setiap patung dan pahatan yang terukir pada candi juga memiliki makna yang cukup mendalam, termasuk pahatan hewan atau fauna.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan oleh Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Rahmadi, kajian tentang makna kehadiran spesies hewan dalam relief-relief yang terpahat di Candi Borobudur menjadi penting dan menarik untuk dibahas.
“Kajian tentang makna kehadiran spesies fauna menjadi penting dan menarik untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi,” kata Cahyo dalam akun Twitter LIPI.
Melalui Pusat Penelitian Biologi, LIPI melakukan kajian tentang fauna-fauna di Relief Lalitavistara yang mengisahkan perjalanan hidup Buddha Gautama, dan Relief Karmawibhangga yang menceritakan tentang hukum sebab akibat. Kedua relief tersebut terdapat pada Candi Borobudur.
Relief di Candi Borobudur. Foto: commons.wikimedia.org
Studi dilakukan dengan menggunakan metode identifikasi jenis fauna berdasarkan karakter morfologi, tingkah laku, habitat, dan physiological features. Hasilnya, dari 120 panil cerita Relief Lalitavistara, terdapat 61 panil yang memiliki relief fauna di dalamnya. Tim peneliti LIPI bersama pengkaji Balai Konservasi Borobudur (BKB) menemukan total 315 individu fauna.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat pula 52 spesies satwa teridentifikasi dalam relief kisah Lalitavistara pada Candi Borobudur. Sebanyak 47 di antaranya teridentifikasi sampai tingkat spesies dan lima fauna sampai tingkat famili. Dari 52 spesies dan famili yang teridentifikasi itu terbagi menjadi kelas, yakni actinopterygii (ikan), aves (burung), gastropoda (siput), mamalia, dan reptil.
Identifikasi lebih lanjut menunjukkan, terdapat empat spesies actinopterygii dari empat famili, 21 spesies aves dari 15 famili, satu spesies gastropoda, 23 spesies mamalia dari 18 famili, dan 3 spesies reptil dari tiga famili.
Dari 52 spesies yang teridentifikasi, hanya satu fauna yang tidak ada keberadaannya di Nusantara kuno, yakni singa. Namun menurut Kitab Lalitavistara, singa dapat ditemukan di India sehingga dipahat di Candi Borobudur.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Cahyo menjelaskan, panil yang memiliki pahatan fauna dengan jumlah spesies paling banyak menceritakan tentang Bodhisattva (calon Buddha) yang akan menyebrangi Sungai Gangga yang sedang meluap, di mana terpahat 9 jenis fauna di dalamnya. Sementara itu, fauna paling banyak tersebar di panil adalah Merak Hijau (Pavo muticus) yang tersebar di 15 panil.
Pemahat kala itu seperti taksonom, ekolog, etolog, dan illustrator sains. Saat ini peneliti harus ke hutan untuk mengamati perilaku fauna, sedangkan pemahat relief Borobudur telah menggambarkan dengan benar berdasarkan kehidupan satwa waktu itu,” katanya.