Lubang Ozon Paling Besar Muncul di Kutub Utara, Apa yang Terjadi?

14 April 2020 6:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan belakangan, sebuah pusaran kutub yang kuat telah terperangkap oleh udara dingin di atmosfer, di atas Kutub Utara. Kejadian ini memungkinkan awan high-altitude terbentuk di stratosfer, tempat di mana lapisan ozon berada.
ADVERTISEMENT
Di dalam awan itu terdapat klorofluorokarbon dan hidroklorofluorokarbon atau gas yang digunakan sebagai zat pendingin, yang bereaksi dengan sinar Ultraviolet (UV) dari Matahari untuk kemudian melepaskan atom klorin dan bromin. Pada gilirannya, reaksi ini pun menguras ozon. Ini artinya, sebuah lubang ozon baru telah tercipta di Arktik, Kutub Utara.
Kondisi seperti itu sebetulnya lebih sering muncul di Antartika, di mana lubang ozon yang jauh lebih besar menjadi lazim di Belahan Bumi Selatan. Lapisan ozon yang berada di stratosfer, sekitar 10 dan 50 kilometer di atas tanah, adalah lapisan yang melindungi kehidupan di Bumi dari radiasi UV Matahari. Selama musim semi di Belahan Bumi Selatan, sebanyak 70 persen ozon menghilang dan konsentrasinya bahkan menjadi nol di beberapa tempat.
ADVERTISEMENT
Sementara selama musim semi di Belahan Bumi Utara, lapisan ozon Arktika juga cenderung menipis. Tetapi, suhu rata-rata musim dingin Arktika biasanya lebih hangat daripada Antartika, sehingga tidak biasanya massa udara dingin yang mengandung klorofluorokarbon dan hidroklorofluorokarbon terperangkap di sekitar kutub selama sebulan atau lebih. Fenomena tidak biasa inilah yang memberikan waktu bagi gas untuk menciptakan lubang ozon dengan area lebih dari 1 juta kilometer persegi.
Pada April 2011, ozon di Arktik menipis sekitar 40 persen dan mencetak rekor baru saat itu. Bagaimanapun, menurut para peneliti dari Badan Antariksa Eropa yang berbasis di Paris, penipisan pada tahun ini telah melampaui rekor sebelumnya.
Kita cukup beruntung karena Matahari baru saja mulai mengintip cakrawala, setelah akhir musim dingin di Belahan Bumi Utara. Oleh karena itu, perisai ozon yang telah menipis belum menjadi ancaman kuat bagi kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!