Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Mahasiswa Unpad Garap Sabun Cuci Tangan Bentuk Kertas Berbahan Alami
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil mengembangkan sabun cuci tangan berbentuk kertas dengan kandungan bahan alami di dalamnya. Penciptanya adalah M. Jaza Kamali, Karen Lolinhandary, dan Aleesha Zalica, dari Fakultas Kedokteran Unpad.
ADVERTISEMENT
Situasi pandemi corona menjadi alasan kenapa sabun ini dibuat. Untuk memutus rantai penularan corona, salah satu protokol kesehatan yang harus masyarakat lakukan adalah dengan mencuci tangan lebih sering.
Namun terkadang, orang-orang terlampau malas untuk membawa sabun saat beraktivitas di luar rumah dengan alasan kurang praktis. Maka dari itu, Jaza, Karen, dan Aleesha membuat sabun alami ini dengan harapan bisa menjadi solusi mengatasi kemalasan masyarakat.
“Sabun batangan bisa meleleh, sedangkan sabun cair bisa tumpah. Sabun kertas diharapkan menarik minat masyarakat untuk rajin mcuci tangan,” kata Jaza seperti dikutip di situs resmi Unpad .
Jaza menjelaskan, sabun alami yang diberi nama Copas--akronim dari Cocos nucifera--ini terbuat dari kertas larut yang dicampur dengan sejumlah kandungan antimikroba. Antimikroba diperoleh dari daun dadap dan air kelapa. Pemilihan dua bahan alami ini tak lain karena daun dadap dan air kelapa mengandung alkaloid flavonoid dan alkaloid asam laurat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dua senyawa ini berfungsi sebagai pembunuh bakteri seperti Salmonella sp. “Dari jurnal yang sudah ada, itu sudah terbukti efektif dalam membunuh dan merusak membran sel bakteri,” ujar Jaza.
Dalam proses pembuatannya, Jaza dan tim membuat campuran sejumlah material dengan bahan alami tersebut. Cairan kemudian kembali dicampurkan dengan kertas mudah larut. Setelah itu tunggu sampai kering dan kertas dipotong sehingga membentuk helaian yang kecil.
Dengan memanfaatkan bahan kertas mudah larut, sabun akan langsung menghilang saat digunakan untuk cuci tangan . Selain praktis dan simpel, Copas juga mendukung program nol sampah dan mendukung pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia karena menggunakan bahan-bahan dari alam.
Jaza dan timnya berharap agar Copas bisa dikembangkan lebih lanjut. “Ke depan jika aktivitas laboratorium sudah dibuka, kami ingin melakukan penelitian lebih lanjut,” ujarnya.
ADVERTISEMENT