Manusia Purba Ternyata Sudah Pakai Tembakau 12.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya

15 Oktober 2021 16:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi tembakau. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi tembakau. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bisa jadi, kebiasaan merokok telah dilakukan oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Sebab, para arkeolog telah menemukan bukti bahwa manusia mengonsumsi tembakau sekitar 12.000 tahun lalu, lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Tembakau dikenal sebagai bahan utama rokok. Tanaman ini masuk dalamgenus Nicotiana, anggota keluarga nightshade, berasal dari Amerika Utara dan Selatan dan sering digunakan masyarakat adat ribuan tahun lalu dalam upacara keagamaan dan pengobatan.
Catatan tertua tentang penggunaan tembakau menunjukkan bahwa tanaman ini telah dihisap dalam pipa. Tembakau juga telah memberikan dampak sosial ekonomi yang sangat besar di masyarakat serta menjadi salah satu tanaman favorit di dunia.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior menjelaskan, dalam penggalian di situs Wishbone di Gurun Great Salt Lake di Utah, para peneliti menemukan empat biji dari varietas tembakau gurun liar yang dikenal sebagai Nicotiana attenuata.
Ilustrasi asap rokok Foto: Shutterstock
“Spesies ini tidak pernah didokumentasikan tetapi digunakan oleh penduduk asli wilayah tersebut hingga hari ini,” kata Daron Duke, penulis utama studi sebagaimana diberitakan Reuters.
ADVERTISEMENT
Benih-benih itu ditemukan di sisa-sisa perapian, sebuah fakta yang menunjukkan bahwa benih tembakau digunakan oleh manusia sejak saat itu. "Benih yang diidentifikasi di perapian prasejarah biasanya mewakili penggunaan manusia kecuali disebabkan oleh faktor alam," tulis peneliti dalam studi tersebut.
Kendati tim arkeologi yakin manusia menggunakan tembakau, belum diketahui bagaimana mereka mengonsumsinya, apakah dihisap seperti rokok atau ada alternatif lain.
Selain tembakau, pisau dan ujung tombak obsidian juga ditemukan di situs Wishbone. Pada salah satu ujung tombak itu, para ilmuwan menemukan sisa-sisa darah dari mamut dan mastodon, keduanya telah punah ribuan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Kami hanya tahu sedikit tentang budaya mereka," kata Duke sebagaimana dikutip Newsweek. "Hal yang paling menggelitik saya tentang penemuan ini adalah jendela sosial yang diberikannya pada aktivitas sederhana di masa lalu yang tidak terdokumentasi. Imajinasi saya menjadi liar."
* * *
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains