news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Keindahan Mars dari Dekat: Banyak Kawah dan Jurang Curam

16 Februari 2021 12:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Citra warna Mars buatan Foto: ESA/Roscosmos/CaSSIS
zoom-in-whitePerbesar
Citra warna Mars buatan Foto: ESA/Roscosmos/CaSSIS
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan belakangan menjadi waktu yang sangat sibuk bagi planet Mars. Setelah kedatangan tamu dari China dan Uni Emirat Arab, Planet Merah itu kini sedang menanti kehadiran robot rover Perseverance yang diharapkan mendarat pada 18 Februari.
ADVERTISEMENT
Saat ini memang menjadi waktu terbaik untuk menjalankan misi ke Mars. Planet tetangga Bumi itu sedang memasuki tahun baru yang dikenal dengan Tahun 36. Ini adalah masa di mana orbitnya ke Matahari berdekatan dengan orbit Bumi.
Meski kendaraan luar angkasa tercanggih milik NASA itu baru akan mendarat di Mars beberapa hari lagi, NASA telah lama mengamati planet tersebut dari dekat. Berkat instrumen bernama Color and Stereo Surface Imaging System (CaSSIS), kita bisa melihat penampakan permukaan Mars dari dekat.
Instrumen yang diluncurkan pada tahun 2016 tersebut selama ini digunakan untuk menambah pengetahuan para ilmuwan tentang permukaan planet Mars. Saat ini, CaSSIS sedang melakukan perjalanan dengan ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) milik Badan Antariksa Eropa (ESA), untuk mempelajari metana dan gas langka lainnya di atmosfer Mars.
Kawah Moni di Cekungan Kawah Kaiser Foto: ESA/Roscosmos/CaSSIS
Tujuan teknis dari misi CaSSIS adalah mencari lokasi pendaratan potensial untuk misi masa depan. Salah satunya adalah misi Exomars yang akan diluncurkan pada 2022 mendatang.
ADVERTISEMENT
Namun, sebagai bagian dari kegiatan ilmiahnya, CaSSIS juga mengamati berbagai mineral dan fitur geologi di permukaan planet. Alat tersebut mampu menangkap berbagai permukaan Mars, seperti kawah dan jurang yang sangat curam.
Instrumen buatan profesor Nicolas Thomas dari Universitas Bern, Swiss, ini telah mengambil lebih dari 20.000 gambar Mars. Ia mengatakan bahwa kemampuan CaSSIS dalam mengambil gambar mampu membantu ilmuwan untuk melihat lapisan sedimen di beberapa daerah.
"Hal lain yang saya sukai adalah kami telah melihat banyak jejak debu yang luar biasa di permukaan Mars,” jelas Nicolas. “Ini sangat menonjol dengan cara yang tidak pernah dilakukan saat kami menggunakan instrumen lain."
Lapisan sedimen di atas gundukan Mars Foto: ESA/Roscosmos/CaSSIS
Selama beberapa bulan terakhir, CaSSIS telah mengambil gambar hingga 300 gambar per minggu.Instrumen tersebut memiliki kemampuan menghasilkan gambar dengan warna yang jernih dan bisa digabungkan dengan sistem pencitraan resolusi ultra-high NASA, HiRISE, yang terbang di Mars Reconnaissance Orbiter.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kami bekerja sama dalam banyak hal di bidang ilmiah," kata Nicolas.
Area di Mars yang telah difoto oleh CaSSIS adalah wilayah dekat Sisyphi Tholus, tempat endapan embun beku yang sebelumnya pernah didokumentasikan. Lintang tinggi menjadi tempat terbentuknya es karbon dioksida dan embun beku. Hal itu bisa dilihat dari permukaan yang retak-retak.
Karbon dioksida dari atmosfer membeku di dataran tinggi Mars Foto: ESA/Roscosmos/CaSSIS
CaSSIS sendiri bekerja mengamati dengan terbang di atas permukaan Mars dengan kecepatan sekitar 3 km/detik. Instrumen ini mampu mengambil gambar saat berjalan dengan kecepatan tinggi. Waktu pencahayaan untuk mengambil gambar hanya 1,5 ms (milidetik).
"Kami mendapatkan sekitar 4,5 meter per piksel gambar permukaan dari jarak sekitar 400 km, jadi ini hampir seperti melihat bus di London dari Liverpool," jelas Nicolas.
ADVERTISEMENT
Meski pada gambar tampak warna sangat jernih dan indah, penampakan tersebut akan berbeda jika dilihat dengan kedua mata kita. CaSSIS menggunakan kamera dengan citra warna palsu. Tujuannya hanya untuk memperkaya temuannya, namun ini membantu tim CaSSIS mencari mineral berbeda yang memantulkan sinar matahari dalam warna berbeda.
"Kami ingin CaSSIS melakukan kegiatan sains, jadi kami memutuskan untuk tidak memasukkan warna merah, hijau, dan biru sederhana ke dalam sistem kamera, tetapi mengoptimalkan warna untuk menambah pengetahuan sains," tambahnya.
Area pendaratan rover Perseverance di Mars Foto: ESA/Roscosmos/CaSSIS
Salah satu situs yang diamati CaSSIS adalah Kawah Jezero. Di sinilah rover Perseverance NASA akan mendarat minggu depan sebelum mulai mencari bukti kehidupan masa lalu di planet ini.
Nicolas mengatakan, biasanya tim CaSSIS memiliki empat hingga enam kesempatan per tahun untuk mengambil gambar situs seperti Jezero. Lima hari setelah jadwal pendaratan Perseverance, CaSSIS berharap bisa mengambil gambar parasut dan pelindung panas rover tersebut, yang dibuka saat pendaratan.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah mendapat izin, jadi jika berhasil mendarat di permukaan maka semuanya baik-baik saja dan kami harus melihat pelindung panasnya. Namun, jika jatuh terbalik atau (mendarat) di tempat yang salah, maka kami akan membantu mencarinya," tambahnya.
Kamera CaSSIS akan terus mengorbit dan dijadwalkan membantu misi ke Mars pada 2022. Thomas berharap misi CaSSIS bakal berlangsung setidaknya sampai 2025.