Mengapa Zebra Punya Garis Hitam Putih di Tubuhnya?

16 Agustus 2020 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zonkey, hewan hasil persilangan zebra dan keledai Foto: Instagram/Sheldrick Wildlife Trust
zoom-in-whitePerbesar
Zonkey, hewan hasil persilangan zebra dan keledai Foto: Instagram/Sheldrick Wildlife Trust
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu bertanya, kenapa zebra punya garis belang di tubuhnya? Sesungguhnya, kamu tidak sendiri. Karena pertanyaan ini adalah sebenarnya telah dibahas sejak 150 tahun yang lalu oleh ahli biologi Victoria, seperti Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace.
ADVERTISEMENT
Dari sekian hipotesis yang selama ini diperdebatkan para ilmuwan, mulia dari untuk menghindari predator, menjaga suhu tubuh tetap dingin, hingga alasan sosial, ada alasan paling tepat yang berhasil dipecahkan para peneliti baru-baru ini. Menurut ilmuwan, garis zebra sebenarnya berfungsi untuk mencegah gigitan serangga, seperti gangguan nyamuk atau lalat.
Dalam eksperimen yang dilakukan pada tahun 1980-an, lalat tsetse dan pikat (lalat besar) terbukti menghindari permukaan yang memiliki pola bergaris seperti zebra. Mereka enggan mendarat di sana.
Yang paling meyakinkan adalah geografis dari tujuh spesies kuda yang hidup. Beberapa spesies kuda memiliki garis (zebra), ada juga yang tidak (keledai Asiatik), dan ada yang memiliki garis sebagian (keledai liar Afrika). Hasilnya, kuda dengan pola garis di tubuhnya cenderung punya wilayah dengan lalat pengganggu berbahaya.
Belang zebra. Foto: Kalahari via pixabay
“Kami berpikir bahwa alasan kuda di Afrika perlu memiliki garis-garis adalah karena lalat penggigit yang bisa membawa penyakit seperti trypanosomiasis, penyakit flu kuda yang dapat berakibat fatal,” tulis peneliti, seperti dikutip The Conversation.
ADVERTISEMENT
“Dan zebra sangat rentan terkena dampak dari gigitan lalat. Memiliki pola bulu di tubuhnya adalah keuntungan kuat untuk membantu menghindari lalat dan penyakit mematikan. Ini berarti garis-garis zebra akan diturunkan ke generasi berikutnya.”
Pertanyaannya, bagaimana garis-garis tersebut berpengaruh pada lalat? Untuk membuktikannya, Tim Caro, seorang profesor ekologi satwa liar di University of California, bersama Martin How, ahli biologi di University of Bristol, melakukan serangkaian penelitian dengan memeriksa kumpulan lalat pada musim panas di sebuah penangkaran kuda di Somerset, Inggris.
Mereka kemudian membandingkan lalat-lalat yang berkumpul di kuda biasa dan zebra. Ini memungkinkan peneliti untuk melihat jumlah lalat yang mendarat di tubuh masing-masing hewan. Mereka juga merekam perilaku lalat di sekitarnya.
Ilustrasi kuda Foto: pixabay
Hasilnya, zebra dan kuda menerima jumlah pendekatan sama dari lalat besar atau pikat yang mungkin tertarik oleh baunya. Namun, lalat yang menempel di zebra jauh lebih sedikit ketimbang kuda biasa. Di sekitar kuda, lalat terbang, berputar, kemudian mendarat lagi dan lagi. Sementara di zebra, lalat tampak melewatinya atau membuat pendaratan yang cepat lalu terbang lagi.
ADVERTISEMENT
Analisis video menunjukkan lalat perlahan-lahan melambat ketika mereka mendekati kuda coklat atau hitam sebelum akhirnya mendarat. Sedangkan pada zebra, lalat terlihat terbang lurus hingga menabrak lalat lainnya, kemudian bergerak mengindari belang zebra.
Ketika peneliti mencoba menempelkan mantel bergaris seperti zebra di tubuh kudu biasa, sekali lagi lalat tidak mendarat di garis-garis tersebut. Mereka justru lebih memilih mendarat di area kepala yang tidak terbungkus mantel. Ini artinya, pola garis pada zebra memang memberikan efek perlindungan dari gigitan lalat.