Mengejutkan, Hewan Aneh Ini Makan 3 Bangkai Aligator di Dasar Laut

27 September 2021 10:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eksperimen bangkai aligator di bawah laut. Foto: McClain, et al. PLOS One, 2019
zoom-in-whitePerbesar
Eksperimen bangkai aligator di bawah laut. Foto: McClain, et al. PLOS One, 2019
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika hewan besar mati di laut, bangkainya akan turun ke dasar laut dan jadi santapan penghuni di sana. Namun, apa jadinya jika bangkai tersebut adalah aligator, yang notabene punya kulit keras dan bukan makhluk yang hidup di laut?
ADVERTISEMENT
Aligator sendiri umumnya hidup di pesisir negara bagian Texas hingga Carolina Selatan, AS. Mereka biasanya enggak berenang sampai ke laut. Namun, ketika mati, bangkainya bisa terbawa hingga ke air asin dan tenggelam ke laut dalam.
Tertarik dengan nasib bangkai aligator yang tenggelam di lautan, sekelompok peneliti AS melakukan eksperimen pada 2019 lalu. Mereka menaruh tiga bangkai aligator Amerika di dasar Teluk Meksiko, dengan kedalaman mencapai 6.600 kaki.
Peneliti menjelaskan, eksperimen ini memungkinkan mereka menemukan spesies unik yang mungkin belum pernah ditemukan sebelumnya. Sebab, ketika hewan bertubuh besar tenggelam di laut, bangkainya akan menarik perhatian hewan laut di sekitarnya – termasuk hewan-hewan yang enggak pernah dilihat manusia.
“Kami bertanya-tanya ketika kami menjatuhkan buaya, apakah kami akan memulihkan spesies yang sebelumnya belum diketahui sains – peninggalan dan pengungsi dari saat reptil laut mendominasi lautan,” kata Craig McClain, penulis utama studi sekaligus ahli biologi laut dalam di University of Louisiana, kepada The New York Times.
ADVERTISEMENT
"Apakah kita akan bisa mengungkap fauna purba?"
Garis keturunan aligator berasal dari Era Mesozoikum, ketika lautan dipenuhi dengan reptil laut berukuran sangat besar. Bukti fosil menunjukkan, ketika reptil mati di laut, hewan-hewan laut bakal dengan senang hati melahapnya.
Lantas, bagaimana dengan bangkai aligator modern?
Pada awalnya, tim peneliti menduga bahwa kulit aligator yang keras akan menyulitkan hewan-hewan di dasar laut untuk memakannya. Namun, dugaan mereka keliru.
Setelah ditaruh selama 43 jam di bawah laut, seekor bangkai buata telah dipenuhi dengan hewan aneh isopoda raksasa, spesies krustasea seukuran bola yang dikenal bisa enggak makan bertahun-tahun. Belasan isopoda raksasa ini berhasil memakan aligator yang punya kulit keras dengan mengunyah titik kulit yang lebih lembut di bawah ketiak.
ADVERTISEMENT
Isopoda raksasa bukan satu-satunya kejutan yang ditemukan peneliti. Delapan hari setelah ditaruh di bawah laut, sebuah bangkai aligator lain benar-benar hilang.
Bangkai aligator di bawah laut sedang dikerubungi isopoda raksasa. Foto: McClain, et al. PLOS One, 2019
Peneliti awalnya mengira bahwa mereka mengunjungi lokasi yang salah. Namun, mereka baru sadar bahwa bangkai aligator seberat 18,5 kg itu hilang setelah menemukan tali pemberat sudah terputus dan ada tanda seret sejauh 30 kaki.
"Siapa pun yang melakukannya, ia harus (berbadan) besar. Bangkai (aligator) dan pemberatnya digabungkan menjadi lebih dari 36 kilogram, dan bentuk serta panjangnya membuatnya cukup berat," ujar anggota penulis riset, River Dixon, kepada Gizmodo.
"Dengan beberapa perhitungan, kami dapat mengetahui bahwa kekuatan gigitan yang dibutuhkan untuk memotong tali kami dengan bersih konsisten dengan hiu besar."
Bangkai aligator terakhir juga menarik minat hewan-hewan di sekitarnya. Bahkan, peneliti berhasil menemukan spesies yang enggak pernah ditemukan di Teluk Meksiko di antara hewan pemakan bangkai aligator itu.
Eksperimen bangkai aligator di bawah laut. Foto: McClain, et al. PLOS One, 2019
Selama 51 hari setelah ditaruh di dasar laut, bangkai aligator sudah dalam kondisi benar-benar bersih tanpa daging. Tulang-tulangnya ditutupi spesies Osedax, “cacing zombie” pemakan tulang.
ADVERTISEMENT
Osedax umum ditemukan di dalam tulang bangkai paus. Namun, cacing ini sebelumnya enggak pernah ditemukan di Teluk Meksiko.
Peneliti menjelaskan bahwa riset tambahan diperlukan untuk membuktikan apakah cacing zombie ini adalah hewan purba peninggalan era Mesozoikum yang berspesialisasi dalam memakan bangkai reptil di laut.
Dasar laut merupakan ekosistem yang tidak mendapat sinar matahari. Kondisi ini membuat fotosintesis tidak mungkin terjadi. Pada akahirnya, hewan yang hidup di dasar laut harus bergantung pada bangkai organisme yang turun dari atas.
“Apa yang kami temukan sangat menarik adalah bahwa buaya dapat menjadi sumber makanan dan sumber makanan yang dapat diakses dengan cepat dan dapat masuk ke dalam jaring makanan laut dalam dengan berbagai cara. Isopoda. Cacing. Hiu,” ucap McClain.
ADVERTISEMENT