Mengenal Anosmia: Gejala Paling Umum COVID-19, Apa Itu?

3 Desember 2020 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penumpang pria batuk saat di pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pria batuk saat di pesawat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ketika pandemi COVID-19 menyebar ke hampir seluruh dunia, orang-orang mulai diperingatkan dengan gejala dan tanda-tanda infeksi corona. Gejala paling umum yang biasanya dialami penderita meliputi batuk kering, demam, dan sesak napas.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, peneliti mulai menemukan gejala-gejala lain terkait infeksi virus corona SARS-CoV-2 pada manusia, termasuk diare, kelelahan, kebingungan, serta kehilangan indera penciuman dan perasa. Mereka menekankan bahwa batuk menjadi gejala paling umum yang banyak dijumpai pada pasien COVID-19.
Namun, kini, menurut survei infeksi yang dilakukan Office for National Statistics (ONS), batuk bukanlah gejala paling umum corona. Data mereka menunjukkan bahwa gejala yang paling sering dilaporkan penderita COVID-19 adalah anosmia alias kehilangan indera penciuman dan perasa.
Berdasarkan survei antara 15 Agustus hingga 26 Oktober 2020, ONS menemukan jumlah orang yang dites positif COVID-19 dengan gejala anosmia meningkat secara signifikan di semua kelompok usia.
Lidah lecet akibat terbakar Foto: Dok. Pixabay
“Tingkat positif corona dengan gejala kehilangan indera perasa dan bau mengalami peningkatan paling tinggi selama periode tersebut di semua kelompok usia. Peningkatannya sekitar 35 hingga 45 persen,” tulis ONS sebagaimana dikutip The Scotsman.
ADVERTISEMENT
Menurut data ONS, anak muda yang terinfeksi corona lebih sedikit mengalami gejala demam. Sementara mereka yang berusia di atas 35 tahun cenderung menderita demam tinggi. Sedangkan batuk, meski jumlah orang yang mengalaminya sedikit meningkat, namun gejala ini bukanlah yang paling umum.
Anak-anak usia sekolah adalah kelompok paling sedikit mengalami batuk. Sementara jumlah anak muda yang kehilangan indra perasa atau penciuman meningkat sebanyak 45 persen. Pada anak remaja usia 17 atau lebih, jumlah orang yang mengalami anosmia tetap stabil berkisar 35 hingga 45 persen.
Ilustrasi tak bisa mencium bau makanan Foto: Dok.Shutterstock
Gejala paling umum kedua adalah demam, di mana ada peningkatan 15 persen pada anak usia sekolah yang mengalami demam tinggi. Untuk usia di bawah 35 tahun, jumlah orang yang mengalami demam meningkat sekitar 15 hingga 20 persen.
ADVERTISEMENT
"Tingkat positif untuk anak usia sekolah dengan gejala batuk tetap rendah selama periode tersebut (saat ini sekitar 5 persen). Sementara angka untuk kelompok berusia di bawah 35 tahun dan mereka yang berusia 35 tahun ke atas terus meningkat menjadi sekitar 10 hingga 15 persen,” tulis ONS.
Dari data-data ini ONS menyimpulkan bahwa batuk bukanlah gejala paling umum COVID-19, terutama bagi anak usia sekolah. Sebaliknya, orang dengan positif corona lebih banyak mengalami gejala anosmia atau kehilangan indra penciuman dan perasa.