Menristek: Pemerintah Pilih Vaksin Terbaik Demi Herd Immunity, Jangan Khawatir
Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah, kata dia telah memilih vaksin yang terbaik. Ia juga memastikan distribusi dan pelaksanaan vaksin akan dilakukan tepat sasaran.
"Ini public health, bukan private health, mohon dicermati bahwa pemerintah akan memilih vaksin terbaik, melakukan program vaksinasi juga dengan sistematis, cepat supaya herd immunity tercapai," ujar Bambang saat diskusi BNPB, Kamis (24/12).
Berdasarkan situs resmi WHO, herd immunity yang dimaksud Bambang merupakan konsep terlindungnya suatu populasi dari virus, ketika cakupan imunisasi maupun vaksinasi sudah tercapai.
Vaksin dapat melatih imun dalam menciptakan protein atau antibodi yang bisa melawan penyakit. Konsep herd immunity artinya membangun kekebalan tubuh sebagian besar penduduk sehingga menurunkan jumlah virus secara keseluruhan yang dapat menyebar ke seluruh populasi.
Tidak semua orang perlu diimunisasi agar terlindungi. Alasannya, agar membantu memastikan para kelompok rentan yang telah ditentukan yang tak dapat diimunisasi tetap aman.
Berdasarkan syarat WHO, Indonesia menargetkan sekitar 170 juta orang yang menerima vaksinasi untuk memenuhi herd immunity. Bambang meminta masyarakat tak khawatir terkait proses vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah.
"Maka semua kita akan merasakan dampak bahwa COVID-19 bisa ditangani dengan baik. Dan tak perlu deg-degan, khawatir, seperti sekarang meski pun tetap menjaga protokol kesehatan," ujar Bambang.
Herd immunity bisa tercapai jika 2/3 jumlah penduduk Indonesia divaksinasi. Untuk mengupayakan ini, pemerintah telah menggratiskan biaya vaksinasi untuk 2/3 jumlah penduduk.
"Kekebalan massal baru bisa terjadi kalau kita melakukan vaksinasi 2/3 dari penduduk kita, sekitar 180 juta (jiwa). Bahwa vaksinasi gratis untuk 180 juta, kenapa? Karena yang ditarget herd immunity, kita enggak bicara kesehatan orang per orang, kita bicara mengenai kesehatan kolektif," pungkasnya.
Izin EUA vaksin dari BPOM dan fatwa halal MUI
Terbaru, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech Ltd. MUI juga telah menetapkan vaksin Sinovac halal.
"Sertifikasi halal atau fatwa halal kedaruratan akan diterbitkan MUI. Kami berkoordinasi saat bersama, kami lakukan audit, ada auditor dari MUI untuk aspek halal. Kami juga berikan data mutu vaksin COVID-19 yang menunjukkan tidak ada bahan-bahan yang sifatnya yang mengandung tidak halal," kata Penny dalam jumpa pers virtual, Jumat (8/1).
"Terakhir kami komunikasi segeranya kami berikan EUA rekomendasi dengan cepat dan sertifikasi akan diberikan dalam waktu tak lama," lanjutnya.