Merasa Lebih Muda dari Umur Asli Bisa Jadi Pertanda Otak yang Sehat

10 Juli 2018 10:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lansia Tampil Awet Muda di Usia Senja (Foto: Instagram/@yazemeenahrossi, @dumphil)
zoom-in-whitePerbesar
Lansia Tampil Awet Muda di Usia Senja (Foto: Instagram/@yazemeenahrossi, @dumphil)
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi terbaru para peneliti baru saja menemukan cara lain untuk menjaga otak tetap awet muda, dan itu semua bergantung pada pola pikir diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Temuan hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal Frontiers in Ageing. Dalam studi ini para peneliti dari Seoul National University di Korea melakukan investigasi hubungan antara usia otak subjektif dengan usia otak sesungguhnya.
Jeanyung Chey dan timnya merekrut 68 orang dengan usia antara 59 hingga 84 tahun dan melakukan pemindaian MRI atas otak mereka untuk bisa menganalisis jumlah daerah abu-abu atau grey matter di organ tersebut.
Selain itu, para peserta studi juga diminta untuk menjawab pertanyaan atas seberapa tua mereka dan apakah mereka merasa lebih tua atau muda dibanding usia asli mereka. Kemampuan kognitif serta kesehatan mereka juga dinilai dalam studi tersebut.
Potong Rambut Lansia di Hari Kartini (Foto: Mohammad Ayudha/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Potong Rambut Lansia di Hari Kartini (Foto: Mohammad Ayudha/Antara)
Dari studi ini ditemukan bahwa orang yang merasa dirinya lebih muda daripada umur aslinya, lebih mungkin untuk mendapatkan skor yang lebih baik dalam uji memori. Selain itu, mereka yang merasa lebih muda ini juga menganggap dirinya lebih sehat, dan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami depresi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, para peneliti menemukan bahwa mereka juga memiliki volume daerah abu-abu yang lebih tinggi di bagian otak yang mengatur kemampuan berbahasa, berbicara, dan bersuara.
"Kami menemukan bahwa orang-orang yang merasa lebih muda memiliki struktur karakteristik dari otak yang juga masih muda," ujar Chey, dikutip dari Business Insider.
"Lebih penting lagi, perbedaan ini jelas terlihat bahkan ketika faktor lain, seperti kepribadian, kesehatan secara subjektif, simtom depresi, atau fungsi kognitif, diperhitungkan," tambahnya lagi.
Ilustrasi Anak Muda Amerika. (Foto:  chiesADIbeinasco via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Muda Amerika. (Foto: chiesADIbeinasco via Flickr)
Namun demikian, para peneliti masih belum mengetahui secara pasti apakah otak dengan karakteristik umur yang lebih muda menjadi penyebab atas usia otak subjektif seseorang.
Tapi para peneliti beranggapan bahwa mereka yang merasa lebih tua mungkin lebih bisa merasakan proses penuaan pada otak mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa orang yang merasa lebih muda banyak melakukan aktivitas fisik serta mental, hal tersebut membuat mereka memiliki kehidupan yang lebih baik dan kemudian meningkatkan kesehatan otak mereka sendiri.
Sementara mereka yang merasa lebih tua kebanyakan memilih untuk menjauhi aktivitas tersebut, suatu hal yang juga mempengaruhi kemampuan kognitif.
"Jika seseorang merasa lebih tua dari umurnya, itu bisa merupakan tanda bagi mereka untuk mengevaluasi gaya hidup, kebiasaan, serta aktivitas yang dapat mempengaruhi penuaan otak, dan juga mulai melakukan aktivitas yang memiliki pengaruh positif bagi kesehatan otak mereka," imbuh Chey.