NASA: Asap Kebakaran Hutan Australia Bakal Menyebar ke Seluruh Dunia

16 Januari 2020 17:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satelit NASA memotret wilayah Australia diselimuti awan abu besar. Foto: Twitter/@astro_luca
zoom-in-whitePerbesar
Satelit NASA memotret wilayah Australia diselimuti awan abu besar. Foto: Twitter/@astro_luca
ADVERTISEMENT
Sejak September 2019, hutan dan lahan di Australia dikepung kobaran api. Pantauan satelit NASA mengungkap asap dari kebakaran hutan di sana akan menyebar ke seluruh dunia. Hal ini disebabkan adanya jalur untuk asap mencapai stratosfer. Sesampainya di stratosfer, asap bisa melakukan perjalanan ribuan mil dari sumbernya, sehingga memengaruhi atmoster secara global.
ADVERTISEMENT
Badan antariksa Amerika Serikat itu menggunakan jaringan satelitnya untuk memantau asap dan aerosol dari kebakaran hutan Australia. Data-data yang direkam satelit mencatat kondisi kebakaran saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kekeringan dan panas yang intens memperparah kebakaran dan menyebabkan pyrocumulonimbus (pyroCb) atau badai petir yang disebabkan oleh api.
“Peristiwa pyroCb menyediakan jalur bagi asap untuk mencapai stratosfer lebih dari 10 mil (16 kilometer) di ketinggian,” tulis NASA dalam pernyataan resminya, seperti dikutip Fox News.
Pantauan satelit menangkap awan abu besar menyelimuti Australia. Foto: Twitter/@astro_luca
“NASA melacak pergerakan asap dari kebakaran Australia yang tinggi, melalui peristiwa pyroCb lebih dari 9,3 mil (15 kilometer),” tambah NASA. “Asap ini memiliki dampak dramatis pada Selandia Baru, menyebabkan masalah kualitas udara yang parah di seluruh wilayah dan salju yang tampak lebih gelap di puncak gunung.”
ADVERTISEMENT
Laboratorium riset NASA, Goddard Space Flight Center (GSFC), juga mengumpulkan data satelit dan membuat indeks aerosol ultraviolet untuk melacak sebaran asap dan aerosol.
Pada 8 Januari 2020, asap kebakaran hutan Australia sudah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Selatan yang berjarak lebih dari 16.000 kilometer. Langit di Argentina bahkan menghitam diselimuti asap kiriman dari Australia.
“Asap itu diperkirakan mengelilingi setidaknya satu sirkuit penuh di seluruh dunia, sekali lagi kembali ke langit di atas Australia,” tambah NASA.
Astronaut di International Space Station (ISS) juga telah berbagi foto kebakaran Australia yang diambil dari laboratorium ruang angkasa yang tengah mengorbit.
“Awan abu besar menutupi Australia saat kami terbang menuju matahari terbenam,” tulis astronaut NASA, Luca Parmitano, lewat cuitan di akun Twitter-nya pada Senin (13/1).
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, area kebakaran di Australia diperkirakan telah mencapai 10 juta hektare, setara luas negara bagian Indiana, AS, dan lima kali lebih besar dari wilayah Wales, Inggris Raya. Peristiwa ini juga memakan korban jiwa 28 penduduk, dan menghanguskan 2.000 rumah.
Sebelumnya, peneliti dari University of Sydney, Chris Dickman, memperkirakan ada sekitar 1 miliar hewan mati akibat kebakaran hutan di Australia, dengan indikasi 800 juta hewan di antaranya terbunuh hanya di negara bagian New South Wales. Kelompok satwa yang menjadi korban di antaranya adalah mamalia, burung, dan reptil.
Angka tersebut meningkat drastis dari prediksi sebelumnya yang dikeluarkan tim peneliti dari universitas yang sama, yakni sekitar 480 juta hewan kehilangan nyawa. Hewan-hewan tersebut ada yang ikut terbakar hingga mati terbunuh, sementara lainnya mati karena kehilangan habitat.
ADVERTISEMENT