Obat Remdesivir Pulihkan Sejumlah Pasien Virus Corona COVID-19? Ini Faktanya

18 April 2020 13:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para penderita virus corona di RS Fangcai di kota Wuhan, Hubei, China Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Para penderita virus corona di RS Fangcai di kota Wuhan, Hubei, China Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Sejumlah pasien COVID-19 yang dirawat menggunakan obat eksperimental remdesivir dilaporkan sembuh dari gejala yang mereka alami.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Kathleen Mullane, ahli penyakit menular di University of Chicago, seluruh pasien COVID-19 dengan gejala demam dan pneumonia atau gangguan pernapasan akut yang ikut dalam uji coba klinis, dinyatakan sembuh setelah dirawat menggunakan remdesivir selama kurang lebih satu minggu.
"Berita terbaiknya adalah bahwa sebagian besar pasien kami sudah keluar, dan ini luar biasa. Kami hanya memiliki dua pasien yang meninggal," ujar Mullane yang juga memimpin uji klinis dalam sebuah video.
Kendati begitu, pihak University of Chicago mengatakan bahwa informasi yang dilontarkan Mullane bersifat parsial atau tidak lengkap. Sebab, hingga saat ini remdesivir masih dalam penelitian lebih lanjut.
Ilustrasi obat COVID-19. Foto: Shutter Stock
“Data sebagian uji klinis yang sedang berlangsung, secara definisi tidak lengkap dan tidak boleh digunakan untuk menarik kesimpulan tentang keamanan atau kemanjuran pengobatan potensial yang tengah dalam proses penelitian,” tulis pihak universitas dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
“Dalam hal ini, informasi dari forum internal untuk rekan-rekan peneliti tentang pekerjaan yang sedang berjalan, dirilis tanpa izin. Menarik kesimpulan apapun pada saat ini adalah kecacatan dan secara ilmiah tidak baik.”
Hingga saat ini, belum ada obat spesifik yang bisa digunakan untuk pasien COVID-19, di mana sebagian besar gejala meliputi pneumonia atau sindrom gangguan pernapasan akut. Semua obat yang dipakai dunia saat ini merupakan obat second line, alias bukan obat utama.
Otoritas riset kesehatan publik Amerika Serikat, National Institutes of Health, tengah menyelenggarakan uji coba beberapa obat potensial yang bisa digunakan untuk merawat pasien COVID-19, salah satunya adalah remdesivir.
Sebelumnya, remdesivir juga pernah digunakan untuk merawat pasien Ebola, meski hasilnya kurang efektif. Kendati begitu, uji coba remdesivir pada hewan terbukti dapat mencegah dan mengobati virus corona penyebab penyakit COVID-19, termasuk SARS dan MERS.
ADVERTISEMENT
Pada Februari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) juga pernah mengatakan bahwa remdesivir merupakan obat potensial untuk COVID-19.
Gilead Sciences, selaku perusahaan bioteknologi yang memproduksi obat-obatan potensial COVID-19, telah mensponsori uji coba obat untuk 2.400 pasien dengan gejala COVID-19 parah, di 152 lokasi percobaan di seluruh dunia. Uji coba ini termasuk menguji obat pada 1.600 pasien COVID-19 dengan gejala sedang di 169 rumah sakit dan klinik.
“Kami memahami kebutuhan yang cukup mendesak untuk pengobatan COVID-19, termasuk keinginan besar melihat data yang dihasilkan dari obat remdesivir yang kami teliti,” ungkap pihak perusahaan dalam sebuah pernyataan kepada CNN.
“Data keseluruhan perlu dianalisis lebih lanjut sebelum menarik kesimpulan dari hasil uji coba. Laporan kurang lengkap tidak bisa memberikan statistik yang kuat yang diperlukan untuk menentukan keamanan dan kemanjuran remdesivir sebagai pengobatan COVID-19.”
ADVERTISEMENT
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!