Objek Asing Diduga Meteor Jatuh dan Meledak di Langit Turki

28 Mei 2020 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi meteor meledak di langit. Foto: wikipedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meteor meledak di langit. Foto: wikipedia.org
ADVERTISEMENT
Penduduk Turki utara disuguhi pertunjukkan cahaya spektakuler yang muncul dari langit pada Rabu (27/5) malam. Sebuah benda asing yang diduga meteor melesat dengan kecepatan tinggi, mengeluarkan cahaya terang, kemudian meledak di atas langit dengan suara gemuruh.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut terekam oleh kamera pengintai yang terpasang di bangunan milik warga, lalu rekamannya tersebar luas di media sosial. Bola api itu terlihat di beberapa provinsi di negara Turki sekitar pukul 20.30 waktu setempat, termasuk di kota Artvin, Erzurum, Sivas, Tuncel, dan Ardahan. Cahaya meteor juga terlihat di beberapa kota lainnya, seperti Erzincan dan Trabzon.
Peristiwa meteor jatuh itu lantas menjadi pemandangan yang menakjubkan lantaran berhasil diabadikan dari berbagai sudut dengan citra yang sangat jelas tatkala objek asing meledak pada ketinggian yang signifikan. Belum diketahui apakah benda asing yang dimaksud merupakan meteor atau bukan. Namun, para ahli meteorologi menilai bahwa kejadian itu bagian dari apa yang disebut hujan meteor.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar batu luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi biasanya tidak benar-benar jatuh ke tanah, melainkan meledak di atas langit. Jika ada yang mencapai darat, tak lain hanya serpihannya saja. Hal inilah yang menguatkan dugaan para ahli meteorologi bahwa benda asing yang meledak di langit Turki adalah meteor jatuh.
Bagaimanapun, saat ini Bumi sedang berada di bawah ‘pengeboman’ batu luar angkasa yang cukup konstan. Diperkirakan ada jutaan meteor yang memasuki atmosfer di setiap harinya. Sebagian besar ukurannya sangat kecil, berukuran sekecil butiran pasir hingga sebesar kacang polong. Benda-benda itu terbakar sebelum mencapai tanah.
Meteor dengan ukuran yang lebih kecil lebih sering memasuki atmosfer ketimbang meteor dengan ukuran besar. Apa yang terlihat di langit Turki merupakan bagian dari meteor besar yang berhasil mencapai lapisan paling bawah atmosfer. Sebagian besar meteor juga banyak yang berubah menjadi bola api atau bolides, persis seperti peristiwa yang terjadi kali ini.
ADVERTISEMENT
Sejak 1988, NASA mencatat ada 822 bola api yang berhasil memasuki atmosfer Bumi --seperti yang terjadi Turki. Dengan rata-rata per tahun ada 25 bola api meledak di angkasa, tersebar di berbagai wilayah di dunia. Lantaran 71 persen permukaan Bumi adalah air, maka peristiwa ledakan meteor lebih banyak terjadi di atas lautan.
Ihwal kenapa batuan ruang angkasa lebih banyak meledak di atas langit, para peneliti belum mengetahui sepenuhnya. Namun ilmuwan berpikir bahwa ini ada hubungannya dengan lapisan atmosfer Bumi.
Saat batu luar angkasa jatuh melewati langit, tekanan udara di depannya bakal menumpuk. Penumpukan menyebabkan udara bertekanan tinggi masuk melalui pori-pori kecil atau retakan objek. Pada gilirannya, proses tersebut meningkatkan tekanan internal di dalam batu hingga menyebabkan objek terbakar dan meledak beberapa puluh meter di udara, menyisakan puing-puing kecil ke daratan.
ADVERTISEMENT
Hanya sedikit kasus kematian akibat ledakan meteor. Karena mungkin hanya sedikit pula meteor yang berhasil jatuh mencapai tanah. Adapun objek asing yang meledak di Turki utara hingga saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.