Orang Indonesia Pencipta Rapid Test COVID-19 Murah Siap Bantu Pemerintah RI

2 April 2020 8:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat rapid test buatan Sensing Self. Foto: Dok. Sensing Self
zoom-in-whitePerbesar
Alat rapid test buatan Sensing Self. Foto: Dok. Sensing Self
ADVERTISEMENT
Pengusaha asal Indonesia, Santo Purnama, yang mendirikan perusahaan alat kesehatan mandiri Sensing Self, berhasil menciptakan alat rapid test mandiri untuk COVID-19 yang mengambil sampel darah manusia untuk mengecek apakah seseorang terpapar virus corona SARS-CoV-2. Alat ini menawarkan hasil tes cepat sekaligus karena disebut menggunakan analisis enzim.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang ia dirikan bersama tiga rekannya ini, sekarang berbasis di Singapura, dan diisi oleh 20 karyawan, termasuk 6 ilmuwan. Mereka punya basis produksi di Singapura dan China, tetapi untuk teknologi enzim yang menganalisis darah manusia, diproduksi seluruhnya di Singapura.
Harganya tergolong murah, yakni Rp 160.000 per unit dan hasil pemeriksaan bisa keluar hanya dalam waktu 10 menit saja.
Di luar itu, Sensing Self juga memiliki alat tes COVID-19 yang mengambil sampel cairan pernapasan manusia untuk mendeteksi virus corona SARS-CoV-2. Alat ini memakan biaya Rp 1,2 juta sekali tes, dan harus dilakukan tenaga medis profesional di rumah sakit, klinik, atau laboratorium. Sementara hasilnya butuh waktu hingga 1 jam.
Rapid test COVID-19 buatan Sensing Self, produsen alat kesehatan yang salah satu pendirinya adalah WNI bernama Santo Purnama. Foto: Dok. Sensing Self
Proses produksi alat tes COVID-19 dari Sensing Self resmi dilakukan sejak Februari lalu dan telah mendapat lisensi edar di Eropa, India, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Namun kepastian izin alat rapid test Sensing Self untuk beredar di Indonesia sudah menggantung selama kurang lebih satu bulan. Pemerintah belum memberikan persetujuan, padahal Santo punya niat untuk membantu Indonesia dalam mengatasi wabah virus corona.
“Perang melawan COVID-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju pertumbuhan pandemi ini dengan melakukan tes seluas mungkin. Oleh karena itu, kami berharap Pemerintah Indonesia bisa memberikan respons positif bagi inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia. Jika setiap orang bisa melakukan tes mandiri, kita bisa meminimalisir risiko infeksi ketika pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan tes, serta mengurangi beban tenaga medis yang sudah amat kewalahan,” kata Santo, dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Dia berjanji untuk menjual alat tes virus corona Sensing Self dengan harga produksi, tak mengambil untung. Santo dan perusahaannya punya misi sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.
“Kami telah mengirimkan alat tes mandiri Sensing Self untuk membantu lembaga-lembaga riset ternama, seperti Mayo Clinic, University of California San Francisco, dan Chan Zuckerberg Biohub. Kami selalu menjaga kualitas produk dan akurasi hasil, karena kami paham bahwa alat ini berhubungan dengan kesehatan seseorang. Pendeteksian dini virus COVID-19 bisa menentukan antara hidup dan mati,” tambah Santo.
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Otoritas India dilaporkan telah memesan 3 juta unit test kit Sensing Self. Dalam sebuah wawancara dengan Economic Times, Keyur Patel, salah satu pendiri Sensing Self, mengatakan bahwa perusahaan akan memprioritaskan pengiriman barang ke negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Alat tes yang mengambil sampel darah punya cara kerja berbasis tes antibodi, atau dikenal juga sebagai tes serologis untuk mencari keberadaan virus melalui tes darah alih-alih swab hidung atau tenggorokan. Metode pemeriksaan ini memang berbeda dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) yang berbasis molekuler , yang lebih direkomendasikan oleh WHO.
Patel menyebut alat tes buatannya bagian dari upaya pre-screening sehingga memungkinkan pasien positif dirawat secepat mungkin. Salah satu fitur untuk tes mandiri menjadi salah satu kelebihan alat ini, karena harganya yang murah dan mudah dipakai, sehingga bisa meringankan beban petugas medis.
“Ini bukan tes konfirmasi. Tes serologis adalah untuk tujuan pengawasan untuk menghasilkan data dan memahami apakah orang terkena virus,” ujar Randeep Guleria dari Indian Council of Medical Research (ICMR).
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!