news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Orang yang Kena Lockdown Saat Ini Lebih Banyak Dibanding saat Perang Dunia II

30 Maret 2020 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kepolisian menyetop warga yang keluar rumah saat lockdown di Chennai, India, Rabu (25/3). Foto: Reuters/P. Ravikumar
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian menyetop warga yang keluar rumah saat lockdown di Chennai, India, Rabu (25/3). Foto: Reuters/P. Ravikumar
ADVERTISEMENT
Pengumuman lockdown India yang disampaikan Perdana Menteri Narendra Modi, pada Selasa (24/3), menyebabkan jumlah penduduk dunia yang hidup dalam karantina wilayah naik dua kali lipat. Saat ini diperkirakan 2,9 miliar penduduk di sejumlah negara atau sepertiga penduduk dunia berada dalam lockdown untuk menekan penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Sampai hari ini, Minggu (29/3), menurut data yang dihimpun Worldometers, terdapat 668.363 orang yang terinfeksi virus COVID-19 dengan 31.045 di antaranya meninggal dunia di 199 negara. Dampak lockdown akibat pandemi corona mempengaruhi lebih banyak kehidupan manusia dibanding beberapa peristiwa sejarah lain, termasuk perang dunia dan migrasi massal.
Jumlah penduduk yang berada dalam kondisi lockdown akibat pandemi corona lebih besar dibanding penduduk yang terdampak Perang Dunia II. Pada tahun 1940, menurut United States Census Bureau, populasi dunia baru mencapai 2,3 miliar jiwa. Angka populasi saat Perang Dunia II itu lebih kecil dibanding jumlah orang yang berada dalam wilayah lockdown sekarang.
Warga terlihat berjalan di sekitar taman Washington di New York, Amerika Serikat saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
Penduduk yang terdampak akibat pandemi corona juga lebih besar dibanding yang disebabkan peristiwa sejarah lain. Misalnya jumlah penduduk yang ikut berperang dalam dua perang dunia, Perang Dunia I dan II.
ADVERTISEMENT
Menurut Encyclopaedia Britannica, kedua perang tersebut melibatkan 135 juta orang yang bertempur. Tapi dua perang dunia itu lebih mematikan dibandingkan pandemi virus corona. Perang Dunia II membunuh sekitar 70 sampai 85 juta jiwa manusia.
Selain itu, lockdown akibat penyebaran virus corona juga berdampak pada peristiwa migrasi tahunan yang dilakukan umat manusia. Misalnya, mudik saat Tahun Baru China, perayaan Prayagraj Kumbh Mela di India, Thanksgiving di Amerika, dan Haji di Mekkah. Berdasarkan data Statista, jumlah penduduk yang mengikuti perayaan tahunan itu mencapai 690,5 juta jiwa.
Sebelumnya, pandemi Flu Spanyol yang berlangsung pada 1918-1919 juga memiliki dampak yang serupa, meski secara epidemiologi wabah itu berbeda dibanding virus corona. Saat itu Flu Spanyol menginfeksi sepertiga dari total 500 juta populasi penduduk dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, di luar angka statistik itu, dampak yang disebabkan oleh pandemi corona ke kehidupan umat manusia masih sulit dijabarkan lewat angka-angka. Pemerintah di berbagai negara telah merespons pandemi virus corona dengan berbagai kebijakan pembatasan di sektor transportasi, perdagangan, dan aktivitas sosial lain.
Lockdown sebenarnya bukanlah sebuah terminologi teknis. Tapi kata itu digunakan untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang menyangkut karantina wilayah secara total maupun parsial seperti menghentikan sementara aktivitas bisnis atau mewajibkan warga tinggal di rumah,” kata Lindsay Wiley, professor hukum kesehatan Washington College of Law seperti dikutip Vox.
Beberapa negara ini menerapkan kebijakan lockdown di wilayah mereka dengan aturan teknis yang berbeda.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT