Paku Mahkota, Ciri Khas Unik Virus Corona

14 Februari 2020 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud virus corona baru SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19, saat dilihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Wujud virus corona baru SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19, saat dilihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
ADVERTISEMENT
Ada satu ciri khas unik pada wujud virus corona. Keunikan itu terletak pada paku-paku yang mengelilingi permukaan luarnya. Paku-paku itu menyerupai mahkota atau crown.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Latin, mahkota adalah corona. Dari kata inilah nama virus corona berasal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia.
Tujuh virus corona diketahui dapat menginfeksi manusia. Ketujuh virus memiliki kesamaan pada permukaannya yang memiliki paku-paku mahkota.
Berikut ini adalah wujud dari virus corona terbaru yang pertama kali mewabah di Wuhan, China. WHO memberi nama virus itu SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19. Gambar wujud virus corona SARS-CoV-2 ini diambil dengan mikroskop oleh National Institute of Allergy and Infections Diseases (NIAID), sebuah lembaga yang bernaung di bawah Departemen Kesehatan AS.
Peneliti melihat dari mikroskop wujud virus corona SARS-CoV-2 yang pertama kali mewabah di Wuhan, China. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
Wujud virus corona SARS-CoV-2. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
Wujud asli virus corona baru penyebab penyakit COVID-19 yang terlihat melalui mikroskop. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
Virus corona, termasuk virus SARS-CoV-2, memiliki ciri khas paku yang menyerupai mahkota pada permukaannya. Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases via flickr (CC BY 2.0)
Virus corona bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2002-2003, wabah sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015. Lalu baru-baru ini, novel coronavirus (SARS-CoV-2) memicu wabah di Wuhan, China, pada Desember 2019, lalu menyebar ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Sementara beberapa virus corona lain menyebabkan infeksi pernapasan ringan hingga sedang, termasuk flu.
Beberapa coronavirus memanfaatkan hewan sebagai inang utama. Mereka kemudian berevolusi menginfeksi manusia. Prekursor untuk virus corona SARS dan MERS muncul dalam kelelawar. Virus SARS melompat dari kelelawar ke musang dalam perjalanannya menular ke manusia, sementara MERS menginfeksi unta sebelum menyebar ke manusia.
Dalam kasus SARS-CoV-2, sejumlah riset menunjukkan bahwa ia berasal dari kelelawar. Ada pula riset yang menyebut trenggiling adalah inang virus corona SARS-Cov-2.
Empat virus corona yang paling umum menginfeksi manusia, bernama 229E, NL63, OC43 dan HKU1, tidak melompat dari hewan ke manusia tetapi lebih memanfaatkan manusia sebagai inang alami mereka, menurut badan pengendalian penyakit Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
ADVERTISEMENT
Menurut Jan Carette, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, AS, virus corona yang menular ke manusia ini "mungkin telah berevolusi untuk memaksimalkan penyebaran di antara populasi daripada patogenisitas," yang berarti virus dapat memilih untuk memaksimalkan penyebaran mereka.
Ini mungkin menjelaskan mengapa virus corona yang ditularkan dari hewan tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih parah pada manusia, tetapi gagasan itu masih spekulatif, kata Carette kepada Live Science.
Petugas Kementerian Kesehatan RI melakukan pengecekan suhu tubuh warga di Apartemen Mediterania, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dalam kasus virus corona terbaru, korban meninggal mencapai 1.483 orrang pada Jumat (14/2), sementara jumlah kasus infeksi 14.800 pasien.
Virus corona dapat ditularkan di antara manusia melalui tetesan pernapasan yang dikeluarkan orang yang terinfeksi ketika mereka bernapas, seperti dari batuk atau bersin. Masker bedah tidak dapat menghalangi partikel virus yang terkandung dalam tetesan ini, tetapi itu bisa saja dilakukan sebagai antisipasi. Langkah terbaik agar terhindar dari virus adalah menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan, melakukan disinfeksi (pemusnahan bakteri) pada permukaan dan benda yang sering disentuh, lalu menghindari menyentuh wajah, mata, dan mulut dengan tangan.
ADVERTISEMENT