Partikel Polusi Udara Ditemukan di Plasenta Ibu Hamil

19 September 2019 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi plasenta  Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi plasenta Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Menurut hasil sebuah penelitian terbaru, bintik-bintik jelaga atau partikel polusi udara yang keluar dari mesin mobil dan pabrik bahan bakar fosil dapat ditemukan di bagian plasenta yang terhubung dengan janin. Laporan hasil riset ini baru saja dipublikasikan di jurnal Nature Communication pada 17 September 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam riset tersebut, tim yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Hasselt University di Belgia mempelajari plasenta pasca-kelahiran dari 28 wanita yang telah terpapar polusi udara. Peneliti menggunakan pencitraan beresolusi tinggi dan mengungkapkan adanya partikel karbon hitam mikroskopis yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil di bagian plasenta yang terhubung dengan bayi yang dilahirkan para wanita itu.
Ilustrasi Bayi Baru Lahir Foto: Pixabay
“Temuan utama menyatakan bahwa partikel jelaga dapat memasuki bagian janin dari plasenta, yang berarti bisa memengaruhi salah satu tahap kehidupan yang paling rentan,” ujar Tim Nawrot, profesor epidemiologi lingkungan di Pusat Ilmu Lingkungan Hasselt University yang menjadi peneliti dalam riset ini, seperti dikutip dari IFL Science.
"Partikel-partikel ini menyebabkan respons peradangan dan mungkin juga bereaksi dengan DNA. Kita perlu mengembangkan standar polusi udara yang melindungi orang-orang paling rentan dari populasi," tambah Nawrot.
ADVERTISEMENT
Para ibu yang tinggal di beberapa daerah yang tercemar polusi udara tinggi selama masa kehamilan, memiliki partikel karbon hitam yang lebih tinggi pada plasentanya, yakni sekitar 2,4 mikrogram per m3, dibandingkan dengan para ibu yang terpapar partikel karbon hitam pada tingkat yang lebih rendah, atau sekitar 0,63 mikrogram per m3.
ilustrasi ibu hamil menghadapi polusi udara Foto: Shutterstock
Plasenta sendiri adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama masa kehamilan untuk menyediakan oksigen dan nutrisi bagi janin yang sedang tumbuh, serta berfungsi untuk menghilangkan limbah dari darah bayi.
Plasenta juga dapat bertindak sebagai penghalang untuk beberapa infeksi, kendati tidak dapat melindungi bayi dari virus. Obat-obatan seperti alkohol dan nikotin dapat melewati plasenta dan bisa menyebabkan kerusakan pada bayi yang belum lahir. Peneliti juga meyakini bahwa partikel-partikel polusi udara juga dapat bergerak menuju dan melewati plasenta.
ADVERTISEMENT
Gagasan tentang polusi udara yang dapat melewati plasenta telah ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya. Dalam penelitian itu para ilmuwan menyertakan bukti dari sejumlah kasus manusia yang ditemukan memiliki jelaga pada bagian plasenta yang terhubung janin.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
Dalam riset terbaru dalam hasilnya juga diterbitkan di jurnal Clinical Epigenetics ini, para peneliti dari tim yang sama memberikan bukti yang menunjukkan bagaimana polusi udara dapat menyebabkan perubahan pada plasenta. Sebagai contoh, mereka mengatakan bahwa polusi udara dapat memicu stres oksidatif, peradangan, perubahan metabolisme energi, dan perubahan epigenetik dalam plasenta.
Kendati begitu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencapai kesimpulan tentang implikasi kesehatan dari partikel karbon hitam yang bergerak ke sisi janin dari plasenta. Meski demikian, para ibu hamil sebaiknya waspada karena sejumlah bukti telah mengaitkan paparan polusi udara selama kehamilan dengan efek samping negatif pada kesehatan, termasuk penurunan berat badan pada bayi yang lahir, kelahiran prematur, pertumbuhan bayi terhambat, hingga autisme.
ADVERTISEMENT