Peneliti Duga Asap Vape Jadi Pemicu Penyakit Misterius di AS

4 Oktober 2019 9:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Wabah penyakit pernapasan misterius menjangkiti ratusan orang dewasa di Amerika Serikat yang menggunakan vape atau rokok elektrik. Hasil sebuah studi baru kemudian menawarkan sebuah jawaban spesifik mengenai penyebab wabah penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Laporan hasil penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada 2 Oktober 2019 ini menjelaskan bahwa penyakit ini kemungkinan besar disebabkan oleh asap kimia beracun yang dihasilkan dari vape.
Menurut para peneliti, asap inilah yang bisa secara langsung merusak paru-paru para perokok elektrik. Simpulan ini didapat berdasarkan hasil analisis biopsi paru-paru dari 17 pasien terkait vape di seluruh AS.
Ilustrasi rontgen paru-paru. Foto: Shutterstock.
Sebelumnya, para dokter menduga bahwa akumulasi lemak atau minyak, yang secara medis dikenal sebagai lipid, di dalam paru-paru pasien telah menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan vape. Namun studi baru ini tidak menemukan bukti tersebut.
“Meski kami tidak bisa mengabaikan peran potensial dari lipid, tapi kami belum melihat bukti masalah yang disebabkan oleh akumulasi lipid di paru-paru,” ujar Brandon larsen, ahli bedah patologi di Mayo Clinic Scottsdale, Arizona, yang juga menjadi penulis dalam penelitian ini.
ADVERTISEMENT
“Alih-alih (karena lipid), tampaknya penyakit ini semacam cedera kimia secara langsung, mirip dengan paparan asap kimia beracun atau gas beracun.”
Dalam studi baru ini, para peneliti menganalisis paru-paru pasien dengan menggunakan mikroskop. Hasilnya, semua sampel menunjukkan tanda-tanda cedera paru-paru akut, termasuk pneumonitis, sejenis peradangan jaringan paru-paru yang tidak disebabkan oleh infeksi.
Ilustrasi paru-paru Foto: bykst
Hasil penelitian mereka juga menunjukkan bahwa cedera paru terkait vape adalah bentuk dari “pneumonitis kimia”, atau radang paru-paru yang disebabkan akibat menghirup asap kimia. Meski begitu, masih belum jelas bahan kimia atau kontaminan apa yang menimbulkan penyakit.
Pekan lalu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan bahwa produk yang mengandung THC mungkin memainkan peran penting dalam penyakit ini. Sebab, lebih dari tiga perempat pasien melaporkan telah menggunakan vape yang mengandung THC, yakni bahan aktif seperti ganja. Bahkan, dalam studi baru ini, 71 persen pasien melaporkan bahwa mereka telah memakai uap ganja atau minyak ganja.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, penelitian lain juga melaporkan bahwa suatu zat yang dikenal sebagai vitamin E asetat, minyak yang berasal dari vitamin E, telah ditemukan dalam beberapa sampel produk vape yang digunakan pasien.
Ilustrasi vaping. Foto: REUTERS/Mike Blake/Illustration
Selain itu, analisis yang dilakukan NBC News menemukan zat lain, yakni pestisida bernama myclobutanil, pada 10 cartridge vape yang diperoleh dari dealer yang tidak memiliki lisensi atau izin. Pestisida ini diketahui bisa diubah menjadi hidrogen sianida kimia ketika dibakar.
“Ini adalah krisis kesehatan masyarakat, dan setiap waktunya para peneliti bekerja dengan panik untuk mencari tahu penyebab dan bahan kimia apa yang bertanggung jawab atas wabah ini,” ujar Larsen. “Berdasarkan apa yang telah kita lihat dalam penelitian ini, kami menduga bahwa sebagian besar kasus melibatkan kontaminan kimia, produk sampingan beracun atau zat berbahaya lainnya yang terkandung dalam cairan vape.”
ADVERTISEMENT
Menurut data terbaru yang dikeluarkan CDC, sejauh ini wabah terkait penggunaan vape telah membuat lebih dari 800 orang di 46 negara bagian AS masuk rumah sakit.