Peneliti Indonesia dan Australia Kembangkan Vaksin Baru untuk Bayi

27 Februari 2018 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemberian vaksin kepada anak (Foto: Dok. rsa.ugm.ac.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberian vaksin kepada anak (Foto: Dok. rsa.ugm.ac.id)
ADVERTISEMENT
Para peneliti dari Indonesia dan Australia mengembangkan vaksin jenis baru, RV3-BB, untuk memberi perlindungan bayi dan anak-anak dari rotavirus penyebab diare.
ADVERTISEMENT
Vaksin yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Murdoch Children's Research Institute (MCRI) Melbourne dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini memberikan perlindungan awal pada bayi dari diare yang disertai dehidrasi.
Pemimpin regional di bidang riset gastroenterologi pediatrik dan rotavirus di Indonesia Profesor Yati Soenarto dalam keterangan tertulisnya menyatakan vaksin rotavirus yang telah beredar saat ini hanya dapat diberikan untuk bayi berusia lebih dari enam minggu.
Akibatnya, bayi-bayi yang baru lahir masih rentan terhadap infeksi rotavirus. Adapun vaksin jenis baru yang telah dikembangkan ini memiliki kelebihan dapat diberikan kepada semua bayi sesaat setelah lahir.
"Dengan memulai vaksinasi sejak kelahiran, kita bisa memberikan perlindungan pada bayi-bayi dari penyakit yang disebabkan oleh rotavirus. Paling tidak sejak mulai usia tiga bulan," kata Yati Soenarto, dilansir Antara pekan lalu..
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imunisasi / Vaksin (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra)
Vaksin RV3-BB telah diuji secara klinis. Pengujian ini melibatkan 1.649 bayi sejak lima hari pertama usia mereka hingga usia 18 bulan dalam tiga dosis tunggal di 25 pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit di Klaten, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil uji klinis itu, 94 persen bayi-bayi yang baru lahir terlindungi dari gastroenteritis rotavirus hingga satu tahun pertama setelah diberikan vaksin RV3-BB ini. Tiga perempat dari bayi-bayi lainnya terlindungi hingga usia 18 bulan.
Uji klinis itu merupakan fase akhir dan pencapaian dari penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 1990-an di Australia. Penelitian fase pertama dilakukan di Meulbourne dan Selandia Baru dan sukses dalam mengetahui bagaimana sistem imun merespons vaksin dan melindungi diare berat pada bayi.
Selanjutnya, penelitian dilakukan di Indonesia sejak 2013 hingga 2016 untuk mengetahui efektivitas vaksin dalam menurunkan gastroenteritis rotavirus pada bayi.
Vaksin itu direncanakan diproduksi secara massal pada tahun 2020. Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Allaster Cox, mengatakan keberhasilan pengembangan vaksin RV3-BB merupakan prestasi nyata dari sains dan kesehatan global.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan hal yang paling baru dari kerja sama panjang yang berhasil antara lembaga-lembaga Australia dan Indonesia," ujarnya.