Peneliti Ini Masukkan Sel Manusia ke Dalam Embrio Monyet, Picu Perdebatan

17 April 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi embrio. Foto: Pixabay/ Comfreak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi embrio. Foto: Pixabay/ Comfreak
ADVERTISEMENT
Sekelompok ilmuwan Amerika-China melakukan eksperimen laboratorium yang memicu perdebatan etika di kalangan ilmuwan dan masyarakat. Mereka berupaya untuk melakukan eksperimen menciptakan embrio monyet yang mengandung sel manusia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mereka lakukan dengan menyuntikkan sel punca manusia ke dalam embrio kera. Perkembangan embrio campuran atau yang biasa disebut chimera tersebut sudah dipelajari hingga 20 hari.
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah, peneliti ingin melihat bagaimana sel manusia bisa bertahan di antara sel hewan. Selain itu, mereka juga ingin memahami lebih banyak tentang perkembangan awal manusia, seperti penyakit dan penuaan.
"Pendekatan chimera bisa sangat berguna untuk memajukan ilmu biologi medis. Tidak hanya pada tahap awal kehidupan, tapi juga di fase berikutnya," kata pemimpin studi Profesor Juan Carlos Izpisua Belmonte dari Salk Institute.
Ilustrasi sel telur wanita. Foto: Shutterstock
Embrio campuran atau yang juga biasa disebut chimera ini pernah diproduksi di masa lalu. Kala itu, Belmonte sukses memasukkan sel manusia ke dalam embrio domba dan babi dan menciptakan embrio chimera babi-manusia pertama di dunia.
ADVERTISEMENT
Belmonte juga menjadi sosok yang membuat hibrida manusia yang, pada 2017, membantu membuat hibrida manusia-babi pertama.

Penelitian embrio chimera picu perdebatan

Sejumlah ilmuwan menyuarakan keprihatinan tentang eksplorasi tersebut. Salah satu perdebatan ialah tentang sampai sejauh mana embrio dibiarkan hidup karena bisa saja dibiarkan berkembang lebih dari 20 hari.
"Peneliti di balik riset ini mengatakan embrio bisa memberi kesempatan belajar karena eksperimen serupa tidak bisa dilakukan pada manusia. Tapi, apakah embrio ini sebenarnya juga manusia atau bukan, bisa diperdebatkan," demikian komentar peneliti etika biologi medis Dr Anna Smajdor dari Norwich Medical School.
Ilustrasi embrio manusia. Foto: DrKontogianniIVF via pixabay
Senada dengan Smajdor, Prof Julian Savulescu, direktur Oxford Uehiro Center untuk Praktik Etika dan Direktur Wellcome Center for Ethics dan Humanities, University of Oxford, mengatakan, penelitian itu membuka kotak pandora untuk chimera manusia atau bukan manusia.
ADVERTISEMENT
"Embrio-embrio ini dihancurkan pada 20 hari masa perkembangan tetapi ini masalah waktu sebelum chimera manusia atau bukan manusia berhasil dikembangkan, mungkin sebagai sumber organ bagi manusia. Itu adalah salah satu tujuan jangka panjang dari penelitian ini,” tegasnya.
Saat ini, penelitian penggabungan sel manusia dan embrio monyet ini sudah dipublikasi dalam jurnal Cell. Belmonte mengatakan bahwa penelitiannya sudah memenuhi pedoman etika dan hukum saat ini.
“Kami melakukan studi ini untuk memahami dan meningkatkan kesehatan manusia,” katanya.