Peneliti Sebut Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Bisa Bunuh Virus Corona

19 Februari 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengantar paket menggunakan masker akibat virus corona di Beijing, China. Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Pengantar paket menggunakan masker akibat virus corona di Beijing, China. Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
Ahli kesehatan terus berupaya menciptakan vaksin virus corona untuk mengobati 74.185 orang yang kini terbaring di rumah sakit akibat penyakit COVID-19. Berbagai upaya pencegahan terus disosialisasikan untuk menghentikan penyebaran virus SARS-CoV-2 yang sekarang sudah menyebar ke 29 negara.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk dari pencegahan tersebut adalah dengan menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik, melakukan etiket batuk dan bersin, menggunakan masker di keramaian, dan menghindari lokasi penyebaran virus.
Salah satu pencegahan lain yang direkomendasikan adalah menjaga imun tubuh dalam kondisi prima. Menurut Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia dan Guru Besar Universitas Indonesia, sistem kekebalan tubuh bisa menjadi pelindung vital bagi tubuh untuk dapat melawan penyakit.
Tubuh manusia memiliki sistem imun atau pertahanan sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, dan jamur. Jika daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan cepat masuk, sehingga bisa menyebabkan seseorang terinfeksi bakteri atau virus, dan mengalami beberapa gejala penyakit seperti bersin, demam, batuk dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
“Terlebih saat kondisi seperti ini, di mana virus corona sedang mewabah dan belum ada obat atau vaksin untuk mengatasinya. Maka jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah memperkuat antibodi,” ujar Profesor Iris, dalam sebuah forum diskusi di Jakarta, Rabu (19/2).
Di sisi lain, dr Erlina Burhan, Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan, menganalogikan bahwa sistem kekebalan tubuh manusia ibarat tentara. Mereka berperang untuk melawan semua jenis bahaya yang masuk.
Seorang warga berjalan menggunakan masker akibat virus corona di distrik pusat bisnis Beijing, China. Foto: REUTERS/Jason Lee
“Jadi sistem imun itu ibarat tentara, bisa dikatakan sebagai sistem pertahanan. Kalau ada musuh (dalam hal ini virus), kalau senjatanya kuat, pertahanannya lengkap, berapa pun musuh yang masuk akan kalah. Jadi mau itu virus atau bakteri, mereka akan dilawan oleh sistem pertahanan tubuh. Tapi kalau misalnya tentaranya tua, senjatanya enggak lengkap, ya bakal kalah,” ujar dr Erlina.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa terlihat dari orang-orang yang sembuh dari penyakit COVID-19. Selain karena perawatan, sistem kekebalan tubuh juga berperan penting dalam memerangi virus corona yang menjangkiti tubuh pasien.
Lebih lanjut Profesor Iris menjelaskan, pada dasarnya kekebalan tubuh manusia bersifat dinamis, bisa naik dan turun. Imunitas ini dipengaruhi oleh usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga, dan emosi. Semakin dewasa seseorang, maka antibodi yang dimiliki akan semakin kuat.
Warga Negara Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melambaikan tangan kearah media di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Natuna, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
“Imunitas tubuh dapat dijaga dan diperbaiki dengan melakukan pola hidup sehat. Kita melakukan olahraga, mengonsumsi makanan bernutrisi, tidur cukup, dan minum air putih yang cukup. Kegiatan ini tentu bisa mendetoksifikasi racun. Kurang tidur dan stres justru bisa memicu penurunan imunitas tubuh yang otomatis menurunkan kualitas antibodi,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Sistem imun juga dapat ditingkatkan dengan modulasi sistem daya tahan tubuh menggunakan imunostimulan. Imunostimulan berperan mengaktivasi berbagai elemen dan mekanisme berbeda pada sistem imun. Ia juga berfungsi untuk meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri, dan juga berbagai penyakit di mana sistem imun mengalami penurunan.
Dalam hal ini, imunostimulan dapat membantu sistem kerja imun dengan cara merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi penting, salah satunya dengan meningkatkan pembentukan antibodi dan sitokin, serta memperbaiki fagosistosis.
“Jadi makanan yang bernutrisi itu memang penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Tapi kalau seseorang gak sempat makan makanan bergizi komplit, mereka bisa mengonsumsi suplemen atau imunostimulan,” ujar Profesor Iris.
ADVERTISEMENT
Penggunaan imunostimulan bisa dilakukan bagi orang-orang yang akan pergi ke luar negeri, atau mereka yang sering berada di tempat keramaian.
“Pada kondisi di mana risiko paparan terhadap infeksi virus sangat tinggi, mengonsumsi imunostimulan dapat menjadi solusi untuk menjaga tubuh dari paparan virus. Imunostimulan dapat dikonsumsi dalam durasi tertentu, sampai risiko paparan virus menurun,” ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan, jumlah korban meninggal akibat virus corona telah mencapai angka 2.004 orang. Sementara itu jumlah kasusnya ada sebanyak 74.185 orang yang terinfeksi.