Peneliti Tak Sengaja Temukan Pulau Paling Utara Bumi

30 Agustus 2021 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Greenland. Foto: Steffen Olsen/Centre for Ocean and Ice at the/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Greenland. Foto: Steffen Olsen/Centre for Ocean and Ice at the/AFP
ADVERTISEMENT
Pada Juli 2021, para ilmuwan menginjakkan kaki di sebuah pulau kecil di lepas pantai Greenland. Terungkap dari pergeseran bongkahan es, tempat ini dikatakan sebagai titik daratan paling utara di dunia.
ADVERTISEMENT
Awalnya, para ilmuwan mengira mereka telah tiba di Oodaaq, sebuah pulau yang ditemukan oleh tim survei Denmark pada 1978. Baru kemudian, ketika memeriksa lokasi yang tepat, mereka menyadari bahwa mereka telah mengunjungi pulau lain 780 meter barat laut.
"Bukan niat kami untuk menemukan pulau baru," kata Morten Rasch, penjelajah kutub dan kepala fasilitas penelitian Stasiun Arktik di Greenland, kepada Reuters. "Kami hanya pergi ke sana untuk mengumpulkan sampel."
Pulau itu kecil, berukuran kira-kira 30 meter dengan puncak sekitar tiga meter. Ia terdiri dari lumpur dasar laut serta moraine — tanah dan batu yang ditinggalkan oleh gletser yang bergerak. Mereka merekomendasikan pulau ini diberi nama "Qeqertaq Avannarleq", yang berarti "pulau paling utara" di Greenland.
ADVERTISEMENT
"Ini seperti penjelajah di masa lalu, yang mengira mereka mendarat di tempat tertentu, tetapi sebenarnya menemukan tempat yang sama sekali berbeda," kata Christiane Leister, pengusaha Swiss sekaligus pendiri Yayasan Leister yang mendanai ekspedisi tersebut.
Sebelumnya dalam beberapa dekade, ekspedisi Amerika Serikat di daerah itu mencari pulau paling utara di dunia. Hingga pada tahun 2007, veteran Arktik Dennis Schmitt menemukan pulau serupa di dekatnya.

Penyebab diyakini bukan pemanasan global

Meskipun terpapar oleh es yang bergeser, para ilmuwan mengatakan kemunculan pulau itu bukanlah akibat langsung dari pemanasan global, yang telah menyusutkan lapisan es Greenland.
Menurut Rene Forsberg, profesor dan kepala geodinamika di Institut Antariksa Nasional Denmark, daerah utara Greenland memiliki beberapa semak es laut kutub yang sekarang tebalnya 2-3 meter di musim panas — dulu 4 meter, saat pertama kali dikunjungi saat ekspedisi yang berakhir dengan penemuan Odaaq pada 1978.
Sebuah glester terapung di atas permukaan laut Greenland. Foto: AP
Muncul harapan untuk memperluas klaim teritorial di Arktik, yang semua tergantung kepastian Qeqertaq Avannarleq tetap beberada di atas permukaan laut saat air pasang.
ADVERTISEMENT
Tetapi Forsberg, seorang penasihat pemerintah Denmark, mengatakan tidak mungkin mengubah klaim teritorial Denmark di utara Greenland. "Pulau kecil ini datang dan pergi," katanya.