Peneliti Temukan Bukti Hantaman Komet 13 Ribu Tahun Lalu

7 Mei 2019 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi komet jatuh ke Bumi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi komet jatuh ke Bumi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti berhasil menerjemahkan beberapa simbol kuno di sebuah kuil di Turki. Dari situ, tim peneliti menemukan sebuah kisah mengenai dampak mengerikan hantaman komet yang terjadi 13 ribu tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, tim peneliti dari University of Edinburgh, Skotlandia, melakukan pemeriksaan silang menggunakan simulasi komputer atas kondisi sistem solar pada waktu tersebut. Mereka menduga bahwa ukiran kuno itu mendeskripsikan dampak hantaman komet tahun 10.950 sebelum Masehi pada Bumi.
Tahun itu, diperkirakan dekat dengan waktu dimulainya zaman es mini yang disebut Younger Dryas. Hasil temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Meditereanean Archaeology and Archaeometry pada 2017 lalu.
Younger Dryas punya dampak signifikan bagi umat manusia. Zaman es mini itu berlangsung selama sekitar 1.000 tahun dan dimulai ketika umat manusia mulai bercocok tanam serta berkembangnya masyarakat neolitik.
Ada dugaan hal-hal tersebut merupakan respons kepada iklim baru yang lebih dingin. Periode Younger Dryas juga dihubungkan dengan punahnya mammoth berbulu.
Ilustrasi gajah Mammoth. Foto: Antranias via Pixabay
Younger Dryas telah lama dipelajari. Tapi kita masih belum mengetahui pemicunya. Salah satu hipotesis paling kuat mengenai pemicunya adalah hantaman komet. Namun para peneliti masih belum menemukan bukti fisik atas hantaman komet dari zaman itu.
ADVERTISEMENT
Menurut tim peneliti, ukiran yang ditemukan di salah satu kuil tertua di Bumi, yang terletak di Gobekli Tepe, Turki, menunjukkan bukti adanya komet yang memicu Younger Dryas.
"Saya pikir riset ini, bersama dengan temuan terbaru atas anomali platinum di benua Amerika Utara, telah memberi bukti kuat atas hantaman komet penyebab Younger Dryas," ujar pemimpin riset Martin Sweatman, dilansir Science Alert.
Selain itu, hasil terjemahan dari simbol mengungkap fungsi lain dari Gobekli Tepe. Ternyata kuil itu juga digunakan sebagai sebuah observatorium.
"Tampaknya, Gobekli Tepe juga digunakan sebagai observatorium untuk memonitor langit malam," ujar Sweatman.
"Salah satu pilarnya tampaknya digunakan sebagai monumen untuk mengingat kejadian ini yang mungkin dianggap sebagai hari terburuk dalam sejarah sejak berakhirnya Zaman Es," lanjut dia.
Replika salah satu pilar Vulture Stone di kuil Gobekli Tepe, Turki, di Museum Sanliurfa. Foto: Alistair Coombs via Mediterranean Archaeology and Achaeometry
Gobekli Tepe diperkirakan selesai dibangun sekitar tahun 9.000 sebelum Masehi. Usianya sekitar 6.000 tahun lebih tua dibanding Stonehenge di Inggris. Tapi simbol pada pilarnya diperkirakan berusia 2.000 tahun lebih tua.
ADVERTISEMENT
Ukiran simbol ditemukan pada sebuah pilar yang dinamakan Vulture Stone. Simbol ini telah lama membuat para peneliti bingung.
Sweatman mengatakan bahwa ia dan tim penelitinya telah berhasil memecahkan simbol itu. Menurutnya, simbol itu berhubungan dengan konstelasi astronomi dan menunjukkan beberapa potongan komet yang menghantam Bumi.
Ada gambar manusia tanpa kepala pada batu itu. Diduga ini menggambarkan bencana alam serta banyaknya korban jiwa yang jatuh karenanya.
Mereka juga menemukan bahwa ukiran itu tampak dirawat oleh orang-orang Gobekli Tepe selama ratusan tahun. Ini mengindikasikan bahwa kejadian yang ukiran itu gambarkan mungkin memiliki dampak berkepanjangan pada kebudayaan di Gobekli Tepe.
Membuktikan hantaman komet
Untuk membuktikan apakah benar hantaman komet ini terjadi, para peneliti menggunakan permodelan komputer. Mereka membuat permodelan komputer untuk mengikuti pola bintang-bintang yang dituliskan di Vulture Stone.
Model komputer pola bintang berbasis pilar Vulture Stone. Foto: Martin Sweatman and Stellarium via Mediterranean Archaeology and Achaeometry
Dari situ mereka meyimpulkan bahwa kejadian hantaman komet mungkin terjadi pada sekitar tahun 10.950 sebelum Masehi. Selain itu, penanggalan usia dari ukiran ini juga sesuai dengan inti es dari Greenland yang menunjukkan awal mula periode Younger Dryas pada sekitar 10.890 sebelum Masehi.
ADVERTISEMENT
"Komet raksasa ini mungkin sampai di bagian dalam tata surya kita antara 20 hingga 30.000 tahun lalu," ujar Sweatman.
"Penampakannya mungkin akan sangat terlihat dan menjadi fitur dominan di langit malam. Jadi sulit untuk membayangkan bagaimana orang-orang zaman dahulu bisa mengabaikannya, mengingat konsekuensi hantamannya," imbuhnya.