Peneliti Temukan Lukisan Dinding Kuno Dewa Laba-Laba Raksasa Sambil Bawa Pisau

18 April 2021 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dinding dengan lukisan mural hibrida manusia-hewan berupa laba-laba.  Foto: Agencia Peruana de Noticias Andina/Luis Puell
zoom-in-whitePerbesar
Dinding dengan lukisan mural hibrida manusia-hewan berupa laba-laba. Foto: Agencia Peruana de Noticias Andina/Luis Puell
ADVERTISEMENT
Sebuah bangunan upacara kuno yang dibuat ribuan tahun lalu di wilayah La Libertad di barat laut Peru berhasil ditemukan. Dinding bangunan itu dihiasi oleh lukisan laba-laba raksasa yang tengah memegang pisau.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan Peru La Republica, bangunan pertama kali ditemukan oleh para petani saat melakukan perluasan lahan perkebunan tebu dan alpukat pada November 2020. Ketika para ilmuwan memeriksa monumen (huaca), mereka menemukan sosok yang dilukis dengan latar belakang putih di dinding selatan, dalam nuansa oker, kuning dan abu-abu.
Baru-baru ini, Régulo Franco Jordán, direktur investigasi arkeologi untuk Augusto N. Wiese Foundation, sebuah organisasi nirlaba budaya Peru, memberitahu La República bahwa huaca tersebut diperkirakan berusia 3.200 tahun dan kemungkinan digunakan untuk upacara ritual.
Menurut Jordán, sosok lukisan di dinding adalah “stylized zoomorphic being”, dewa hibrida manusia-hewan mirip laba-laba. Laba-laba merupakan hewan penting dalam budaya Cupsinique pra-Kolombia.
Di sisi kiri lukisan, garis zig-zag menunjukkan pemandangan beberapa kaki dewa laba-laba. Bentuk geometris di sebelah kanan lukisan merupakan bagian pisau yang sedang digenggam dewa. Foto: Agencia Peruana de Noticias Andina/Luis Puell
Dinding dengan mural laba-laba itu menghadap sungai yang membelah lembah Viru. Kemungkinan dewa tersebut memiliki keterkaitan dengan air, di mana upacara sakral dilakukan di kuil selama musim hujan antara Januari dan Maret ketika permukaan air di sungai meluap.
ADVERTISEMENT
Budaya cupsinique sendiri menyebar di sepanjang pantai utara Peru dari tahun 1250 SM hingga 1 M. Orang-orang cupsinique membangun kuil ritual pertamanya sekitar masa tersebut. Adapun dewa laba-laba sering ditampilkan di piring dan cangkir tembikar serta dihubungkan dengan kesuburan.
Sekitar 60 persen candi hancur akibat konstruksi petani, yang tersisa hanyalah sebuah bangunan kecil berukuran tinggi 5 meter dan lebar 15 meter. Untuk melindungi huaca yang kini dijuluki Tomabalito, Jordán menghubungi kantor desentralisasi Kementerian Kebudayaan Peru di La Libertad meminta agar mereka melakukan intervensi darurat guna membatasi akses ke situs tersebut.
"Situs itu telah terdaftar dan penemuan itu akan ditutup-tutupi sampai pandemi selesai dan dapat diselidiki dengan baik," kata Jordán kepada La República.
ADVERTISEMENT