Peneliti Temukan Virus Laut yang Hidup Sejak Ribuan Tahun Lalu

27 Januari 2018 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Virus (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Virus (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ilmuwan menemukan jenis virus baru. Virus ini sudah ada di lautan selama ribuan tahun. Bahkan mungkin virus ini ada di perut kita.
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti di Massachusetts Institute of Technology, bersama dengan peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di New York, menemukan varian virus baru setelah menganalisis sampel air laut selama tiga bulan.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature pada 24 Januari 2018. Mereka menamakan virus ini Autolykiviridae. Nama itu diambil dari tokoh mitologi Yunani, Autolykos, seorang pencuri dan penipu yang sulit ditangkap.
Virus Autolykiviridae. (Foto: @MIT_Oceans via Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Virus Autolykiviridae. (Foto: @MIT_Oceans via Twitter)
Virus ini sulit untuk ditemukan karena lautan dipenuhi oleh bakteri sehingga sulit membedakan mereka satu sama lain. Dalam setiap satu milimeter air, ada 10 juta jenis virus.
Itu mengapa virus baru tidak akan terdeteksi oleh uji laboratorium biasa. Virus terdeteksi ketika para peneliti menggunakan cara yang tidak biasa, yaitu menginkubasi dan mengekstraksi dari sampel air.
ADVERTISEMENT
Autolykiviridae tampaknya lebih 'rakus' dibandingkan dengan virus lain. Ia memakan lebih banyak bakteri dibanding virus lain sekitarnya. Ada kemungkinan virus ini memainkan peran penting pada kehidupan bakteri di laut.
“Sebanyak 40 persen kematian bakteri disebabkan oleh virus ini, meski hanya 10 persen dari virus yang kami isolasi,” kata ahli mikrobiologi Libusha Kelly.
Virus ini juga bisa jadi kunci dari kehidupan bakteri di tubuh manusia. Sayangnya, para ahli mikrobiologi masih perlu meneliti lebih jauh tentang peran dari virus ini di tubuh manusia.
“Kami sudah menemukan virus seperti ini di tubuh manusia,” ucap Kelly. “Tapi kami belum punya informasi yang cukup bagaimana virus ini mempengaruhi manusia dan pada kesehatan.”