Peneliti Unair Klaim Temukan 5 Kombinasi Obat yang Efektif Sembuhkan Corona

12 Juni 2020 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat virus corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat virus corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Temuan baru datang dari upaya pengembangan obat-obatan bagi pasien virus corona di Indonesia. Peneliti Universitas Airlangga (Unair) mengklaim berhasil menemukan lima kombinasi obat-obatan yang efektif menghambat pertumbuhan virus corona di dalam sel sehat.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair, Dr. dr. Purwati, SPpd, K-PTI FINASIM. Tim peneliti melakukan analisis terhadap total 14 kombinasi obat-obatan untuk penyakit lain yang sebelumnya sudah beredar di pasaran. Dengan tujuan memperluas indikasi obat-obatan tersebut agar dapat menyembuhkan pasien COVID-19.
“Obat yang beredar di pasaran itu sudah melalui berbagai uji sampai dengan mendapatkan izin edar dari Badan POM. Yaitu mulai dari in vitro, animal, sampai dengan post-marketing drug. Yang kedua, di masa pandemi ini kita membutuhkan sesuatu yang emergensi dan urgensi, walaupun begitu kita masih mempertimbangkan efek dari keamanan untuk tubuh pasien,” ujarnya, saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (12/6).
Sebuah mikrograf elektron transmisi yang tidak bertanggal dari partikel virus SARS-CoV-2 yang diambil dari pasien yang diisolasi di Amerika Serikat. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
Obat-obatan yang terbukti efektif menekan perkembangbiakkan virus corona tersebut sebelumnya telah lama digunakan sebagai obat bagi pasien HIV dan malaria.
ADVERTISEMENT
Lopinavir dan ritonavir, misalnya, adalah obat anti-HIV yang masuk golongan antiretroviral. Sedangkan hidroksiklorokuin dan doksisiklin merupakan obat malaria.
Berikut lima kombinasi obat yang dari hasil penelitian Unair terbukti mampu melawan infeksi virus corona.
Untuk mencapai kesimpulan terkait efektivitas obat, peneliti melakukan pemantauan dalam periode bertahap. Efek obat terhadap sampel virus diamati mulai dari 24 jam, 48 jam, hingga 72 jam setelahnya.
com-Ilustrasi tes darah yang positif corona. Foto: Shutterstock
“Virus tersebut dari yang jumlahnya dari ratusan ribu maka di sini sudah menjadi undetected,” ujar Purwati.
Ia menambahkan, ada beberapa faktor yang membuat kombinasi obat lebih dipilih daripada hanya pemberikan obat dosis tunggal.
Pertama, kombinasi obat mempunyai potensi dan efektivitas terhadap daya bunuh virus. Kedua, dosis yang dipakai di dalam kombinasi lebih kecil, seperlima sampai sepertiga dari dosis tunggal sehingga sangat mengurangi toksisitas obat di dalam sel tubuh yang sehat.
ADVERTISEMENT
“Dengan menurunnya sampai dengan tidak terdeteksinya virus setelah diberikan rejimen obat ini, maka hal itu akan bisa memutus mata rantai penularan dan kenapa kita mengambil obat yang sudah ada beredar di pasaran,” tuturnya.