Peneliti Ungkap Penyebab Aurora di Planet Mars yang Misterius

22 Mei 2022 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aurora Mars. Foto: Dok. Emirates Mars Mission
zoom-in-whitePerbesar
Aurora Mars. Foto: Dok. Emirates Mars Mission
ADVERTISEMENT
Mars adalah salah satu planet dengan aurora —yang sedikit unik. Keberadaan aurora di planet merah ini sedikit kontradiktif dengan ketiadaan medan magnet planet tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, medan magnet adalah faktor inti penyebab timbulnya aurora. Peneliti akhirnya dapat menjabarkan kenapa Mars dapat menghasilkan aurora, dan rahasianya ada di kerak tektonik planet tersebut.
Pada sebuah analisis terbaru yang diterbitkan di jurnal JGR Space Physics, astronom astronom Zachary Girazian dari University of Iowa dkk menjelaskan bagaimana medan magnet lokal yang dihasilkan sebuah lempeng tektonik di Mars, khususnya yang berada di bagian selatan planet, berinteraksi dengan angin matahari dapat menghasilkan aurora.
Berbeda dengan aurora di Bumi yang dapat dilihat dengan mata telanjang, aurora di Mars menghasilkan cahaya di spektrum ultraviolet (UV) —yang mana berada di luar jangkauan penglihatan manusia.
Peneliti menjelaskan bahwa dibutuhkan orientasi khusus dari arah datangnya angin matahari untuk menimbulkan aurora.
Gambar Saturnus dengan aurora biru. Foto: ESA/Hubble & NASA
"Kami memiliki studi terperinci pertama yang melihat bagaimana kondisi angin matahari mempengaruhi aurora di Mars," kata fisikawan dan astronom Zachary Girazian dari University of Iowa, salah satu penulis penelitian.
ADVERTISEMENT
Dahulu kala Mars memiliki medan sendiri layaknya Bumi. Namun ketika inti planetnya melemah miliaran tahun lalu, Mars kehilangan medan magetnya, dan hanya meninggalkan sedikit medan magnet di mineral yang terkandung di kerak planet.
Peneliti menggunakan data yang dikumpulkan oleh satelit Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN)', robot satelit yang mengorbit Mars milik NASA.
Ilustrasi wahana robot Mars MAVEN. Foto: Dok. NASA
Peneliti menganalisis citra UV dari aurora planet yang ditangkap satelit MAVEN, kemudian menggabungkannya dengan data angin Matahari yang juga dikumpulkan oleh satelit tersebut.
Mereka menemukan bahwa, di luar wilayah medan magnet kerak, tekanan dinamis angin Matahari memainkan peran penting dalam frekuensi deteksi aurora. Namun tekanan angin Matahari tersebut tidak berpengaruh terlalu besar terhadap kecerahan aurora.
Pada orientasi tertentu, angin Matahari tampaknya mendukung terjadinya rekoneksi magnetik atau percepatan partikel yang diperlukan untuk menghasilkan pancaran sinar UV.
ADVERTISEMENT
“Pertama dan terpenting, hubungan antara bidang aurora dan kerak yang terpisah dikonfirmasi dan diperluas,” tulis tim peneliti.
“Peristiwa aurora diskrit terbatas secara spasial dan memiliki beberapa hubungan dengan medan magnet kerak Mars. Oleh karena itu, menarik untuk menganggap mekanisme pembentukan aurora yang sama yang diketahui beroperasi di magnetosfer Bumi: struktur potensial paralel terbentuk pada garis medan yang terhubung ke atmosfer tumbukan, dan elektron dipercepat ke bawah menuju atmosfer dalam potensi ini, menghasilkan dalam emisi aurora.”