Peneliti Ungkap Penyebab Kematian Mumi Inuit Berusia 500 Tahun

4 Januari 2020 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es di Alaska. Foto: Frank K/Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Es di Alaska. Foto: Frank K/Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Inuit adalah penduduk asli yang tinggal di tempat-tempat dingin seperti Kutub Utara, Kanada Utara dan Alaska. Bangsa ini sering disebut juga Eskimo, yang berarti pemakan daging mentah dalam bahasa Inuit.
ADVERTISEMENT
Lazimnya, para pemburu Inuit kuno memiliki kesehatan kardiovaskular yang sangat baik. Sebab, makanan pokok mereka adalah bahan-bahan yang berasal dari laut, seperti ikan atau seafood.
Hewan-hewan itu diketahui kaya akan asam lemak omega-3 yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit jantung. Jadi, saat peneliti mengetahui penyebab kematian mumi Inuit akibat adanya gangguan pada kardiovaskular, sontak mereka terkejut.
Hasil scan pada empat mumi Inuit berusia 500 tahun menunjukkan bahwa mereka menderita penyumbatan arteri, sama seperti jutaan orang yang hidup saat ini.
Menyoal manusia modern, tak heran kiranya jika orang-orang zaman sekarang banyak menderita penyakit kardiovaskular, yang bahkan telah dinobatkan sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Mumi inuit berusia 500 tahun. Foto: Journal JAMA Network Open
Penyebabnya tak lain karena gaya hidup modern yang tidak sehat, seperti konsumsi gula berlebih dan terlalu banyak menghabiskan waktu duduk di sofa. Orang-orang di negara maju juga sering disangkutpautkan dengan penyakit aterosklerosis yang melibatkan penumpukan plak lemak di arteri.
ADVERTISEMENT
Adapun temuan yang menyangkut penyakit kardiovaskular dari mumi Inuit ini berawal dari penelitian pada 2013 lalu. Para peneliti yang dipimpin oleh Ascension Healthcare di Wisconsin, memeriksa 134 mumi dari peradaban Mesir, Peru, dan Arktik. Mereka terkejut kala menemukan bukti adanya aterosklerosis pada tubuh mumi yang hidup 3.100 Sebelum Masehi (SM).
Namun, mereka tidak puas karena mumi yang diteliti mungkin saja tidak mengonsumsi makanan dengan omega-3 tinggi. Untuk menjawab rasa penasarannya, mereka kemudian memutuskan untuk meneliti mumi Inuit yang diketahui gemar mengonsumsi makanan laut.
Peneliti kemudian mengambil empat mumi Inuit dari Peabody Museum of Archaeology and Ethnology di Cambridge, Massachusetts, yang ditemukan di Pulau Uunartaq, dekat dengan Greenland, pada tahun 1929.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis pada fitur gigi dan kerangka mengungkapkan bahwa empat mumi Inuit yang terdiri dari dua pria dan dua wanita diperkirakan berusia 18 hingga 30 tahun saat mereka meninggal. Sementara analisis pakaian dan barang-barang yang ditemukan di kuburan menunjukkan bahwa mereka hidup di abad ke-16.
“Orang-orang ini biasanya berburu menggunakan tombak, busur, dan panah untuk mendapatkan makanan ikan, burung, mamalia laut, dan karibu,” papar peneliti, dalam jurnal JAMA Network Open, sebagaimana dikutip dari IFL Science.
Terlepas dari ini, hasil CT scan pada mumi mengungkapkan bahwa tiga dari mumi menderita atheroma yang terjadi ketika plak sejenis lemak menumpuk di arteri, menyebabkan arteri mengeras dan menyempit, sehingga membatasi aliran darah.
Ilustrasi sakit jantung Foto: Shutterstock
Plak-plak yang ditemukan pada mumi Inuit sangat mirip dengan yang terlihat pada manusia modern. Di mana, efeknya bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke karena terjadi penyumbatan aliran darah di sekitar jantung dan otak.
ADVERTISEMENT
Yang jadi pertanyaan, kenapa orang Inuit kuno menderita aterosklerosis padahal punya gaya hidup lebih baik ketimbang manusia modern? Peneliti berpendapat bahwa mungkin penyakit ini timbul akibat Inuit terlalu banyak menghirup asap pembakaran di dalam ruangan.